Risma menambahkan, upaya lain untuk mengurangi penumpukan kendaraan adalah dengan membangun jalan lingkar luar di semua wilayah.
Baca juga: Disindir Ridwan Kamil, Kenaikan Tarif Tol Cipularang dan Padaleunyi Akhirnya Ditunda
Sedangkan untuk tengah kota, Risma lebih memilih mengembangkan transportasi massal. Ada term dan monorail yang akan digunakan.
Di jalur utara-selatan menggunakan term, sedangkan barat-timur dengan monorail. Kedua transportasi tersebut akan melengkapi moda transportasi publik yang sudah ada.
Sementara itu, menurut pemerintah pusat, tol tersebut awalnya direncanakan dibangun untuk mengurangi kemacetan dan sebagai penghubung daerah Gerbangkertosusila menuju Surabaya.
Pemerintah memastikan, hasil evaluasi proyek tol dalam kota Surabaya tersebut akan keluar sekitar satu hingga dua minggu mendatang.
Baca juga: Tarif Tol Cipularang untuk Mobil Batal Naik, Apa Kata Ridwan Kamil?
“Jadi, (jalan tol dalam kota Surabaya) dimaksudkan untuk mempermudah akses dari kota diluar Surabaya menuju kota atau ke pelabuhan Tanjung Perak,” kata Dadang Rukmana, Direktur Perkotaan Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum.
Kementerian PUPR beberapa kali melakukan pertemuan dengan Tri Rismaharini. Hasil akhir dari pertemuan yang dilakukan adalah pemerintah mengkaji perlu tidaknya tol tersebut dibangun.
“Kita kan tidak hanya melihat untuk saat ini, tapi juga untuk 20 tahun kedepan,” ujar Dadang.
Dadang menambahkan, kapasitas jalan di Surabaya akan dilihat apakah dalam 20 tahun mendatang masih bisa menampung volume kendaraan yang akan hilir mudik disitu.
“Nanti akan kita lihat, kalau ternyata dibutuhkan, ya akan dibuat rencana tata ruang nasional dengan isi yang berbeda,” ungkap Dadang.
Baca juga: Diskon Tarif Tol Cipularang Cuma Berlaku untuk Kendaraan Pribadi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.