Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Terancam Gagal Panen, Petani di Kabupaten Bekasi Diminta Mentan Ikut Asuransi Pertanian

Kompas.com - 13/09/2020, 15:41 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menyatakan, Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) bisa memberikan solusi kepada petani di Kabupaten Bekasi agar terhindar dari kerugian.

Apalagi saat ini, di sana lahan pertanian seluas 800 hektar (ha) di terancam gagal panen akibat kekeringan karena musim kemarau.

Untuk itu, Mentan pun mengimbau petani harus lebih ekstra waspada menjaga lahan mereka, terlebih ketika cuaca yang kurang bersahabat seperti sekarang.

“Pada akhir Maret 2020 lalu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis bahwa awal musim kemarau di Indonesia bervariasi, sebagian besar dimulai bulan Mei hingga Juni 2020,” ucap Mentan Syahrul, seperti dalam keterangan tertulisnya yang Kompas.com terima.

Baca juga: Menteri Pertanian Berharap Kartu Tani Untungkan Semua Kalangan

Mentan mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan hingga akhir Agustus 2020 menunjukkan hampir seluruh wilayah Indonesia atau 87 persen sudah mengalami musim kemarau.

Sebagai solusi paling tepat mengatasi kondisi ini, Mentan Syahrul pun menghimbau petani  untuk bergabung dengan AUTP.

“Jaminan terbaik untuk menjaga lahan pertanian adalah mendaftarkan lahan pertanian ke AUTP. Biar asuransi saja yang menjaga lahan kita. Jika ada musibah yang menyebabkan gagal panen, klaim asuransi akan menggantinya,” katanya, Minggu (13/9/2020).

Sementara itu, Direktorat Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy mengatakan, petani hanya perlu mengeluarkan iuran Rp 180.000 per hektar (ha) per musim tanam (MT) untuk mengikuti AUTP.

Dari iuran sebesar itu, petani akan mendapatkan nilai pertanggungan sebesar Rp 6.000.000 per ha setiap musim tanam.

Baca juga: Menteri Pertanian: Ketahanan Pangan Jelang Tahun Baru 2020 Aman

"Asuransi ini memberikan perlindungan terhadap serangan hama penyakit, banjir, dan kekeringan. Petani dijamin tidak akan merugi karena lahan sudah ter-cover asuransi,” ujar Sarwo.

Sarwo Edhy menambahkan, keuntungan dari asuransi adalah petani bisa lebih cepat dalam melakukan penanaman kembali. Ini karena asuransi termasuk dari upaya untuk mengurangi risiko kerugian serta melindungi lahan pertanian dari berbagai ancaman.

Ia mengatakan, untuk mengikuti program AUTP petani hanya perlu bergabung dengan kelompok tani. 

Di sana, selain mendapatkan informasi yang lengkap, petani juga akan dibantu dalam pengisian formulir pendaftaran.

Adapun syarat mendafatar, yaitu dengan mencantumkan data Nomor Induk Kependudukan (NIK), luas lahan, dan berapa jumlah petak yang akan diasuransikan.

Baca juga: Menteri Pertanian Luncurkan ATM Beras untuk Warga Miskin

Kemudian, data yang masuk di rekapitulasi oleh koordinator dan akan disampaikan kepada dinas pertanian untuk penetapan lebih lanjut.

“Berdasarkan form pendaftaran, perusahaan asuransi akan melakukan assesment pendaftaran, dan mengonfirmasi pembayaran premi," ucap Sarwo Edhy.

"Premi swadaya bisa dibayarkan ke rekening asuransi pelaksana. Setelah itu polis aktif dan terbit secara otomatis melalui aplikasi Sistem Informasi Apoteker (SIAP),” tambah Sarwo Edhy.

Apabila Dinas Pertanian sudah membuat Daftar Peserta Definitif (DPD) AUTP, maka petani akan mendapatkan bantuan premi sebesar 80 persen.

Setelah itu, barulah para petani yang ikut mendaftar dinyatakan secara sah menjadi peserta AUTP untuk musim tanam.

Baca juga: Mentan: Kerja di Sektor Pertanian Sangat Terbuka

Adapun Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Nayu Kulsum menyampaikan, lahan padi 800 ha di Kabupaten Bekasi memang terancam kekeringan.

Kondisi itu akan menjadi lebih parah jika kemarau tetap berlanjut hingga beberapa bulan ke depan.

Nayu menjelaskan, untuk periode September 2020 hanya sekitar 800 ha lahan yang dinyatakan sukses tanam. Padahal target total tanaman padi adalah sebesar 5.000 hektar.

"Sisanya tidak terealisasi mengingat perhitungan musim kemarau yang dapat menggagalkan produktivitas tanaman padi," terangnya.

Selain kemarau, sambung Nayu, kerusakan saluran irigasi dan letak lahan pertanian yang lebih tinggi dari saluran irigasi adalah faktor lain penyebab gagal tanam.

Karena itu, petani memang membutuhkan pompa air untuk mengairi areal persawahan agar masa cocok tanam bisa berjalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com