Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Khawatir, Hindari 5 Kesalahan Keuangan Ini jika Terjadi Resesi

Kompas.com - 15/09/2020, 11:22 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini, kita menghadapi situasi yang telah lama tidak kita terjadi, yaitu kelesuan ekonomi.

Beberapa dari kamu mungkin harus mengelola keuangan saat masa sulit ini, bahkan bisa saja membuat kesalahan terbesar. Untuk itu, kamu perlu mempersiapkan diri dengan baik.

Ada banyak kesalahan mengelola keuangan di masa krisis, diukur dari skala yang terbesar hingga skala terkecil. Memang tidak semua bisa kamu hindari, tapi idealnya coba hindari salah satu kesalahan-kesalahan itu.

Baca juga: Cara Mengelola Keuangan dengan Aman di Tengah Risiko Resesi

Setidaknya menghindari salah satu kesalahan akan membuat kantong sedikit lebih kuat.

Mengutip Wall Street Journal, Selasa (15/9/2020), berikut ini beberapa kesalahan yang orang lakukan di masa krisis. Semoga kamu bisa menghindarinya.

1. Anti dana darurat

Kita sudah tahu dana darurat amat penting dalam keadaan genting dan tak terduga. Lantas mengapa masih enggan memupuknya? Coba perhatikan dua kelompok ini.

Kelompok pertama terdiri dari orang-orang yang mengalami kesulitan ekonomi, namun mereka memilih untuk hidup tidak nyaman sedikit alih-alih menggunakan seluruh tabungannya.

Hal ini biasanya terjadi ketika mentalitas menabung seseorang membuat tabungan atau dana darurat sangat sakral di mata mereka.

Baca juga: Ingin Punya Dana Darurat di Tengah Pandemi? Ini 4 Caranya

Kelompok kedua terdiri dari orang-orang yang memiliki dana darurat sangat cukup, namun tidak kesulitan finansial.

Orang-orang ini mempertimbangkan untuk menginvestasikan sebagian dari tabungannya, berhubung pasar saham bernilai rendah. Tujuannya adalah untuk memperkuat posisi keuangan jangka panjang mereka.

Dari dua kasus itu, bukankah terlihat dana darurat sangat penting?

2. Mengabaikan skor kredit

Satu kesalahan yang seringkali luput adalah mengabaikan skor kredit kamu di masa-masa krisis. Padahal jika dipikir ulang, skor kredit akan mempengaruhi tingkat besar kecilnya bunga hipotek maupun bunga kredit.

Jadi amat penting, bahkan di masa sulit, untuk membayar tagihan tepat waktu. Namun jangan pula bertopang pada kartu kredit, apalagi membuka kartu kredit baru dalam waktu singkat.

Asal tahu saja, menjaga nilai/skor kredit kita tetap stabil atau meningkat akan menghemat pengeluaranmu seiring waktu dari sisi bunga maupun biaya.

Baca juga: 6 Alasan Kenapa Kamu Tak Butuh Kartu Kredit

3. Tak bicara soal uang dengan pasangan

Pandemi membuat banyak orang mengalami kesulitan keuangan. Kondisi ini mungkin menjadi respons yang wajar jika kamu kerap menghindari pembicaraan tentang keuanganmu saat ini. 

Namun, penelitian menunjukkan, mendiskusikan uang dengan pasangan di masa-masa sulit dapat melanggengkan hubungan dan keluar dari kesulitan, jika diskusi dilakukan dengan benar.

Pertama, yang harus kamu lakukan adalah menyisihkan waktu yang telah dijadwalkan untuk membahas masalah keuangan secara teratur.

Percakapan yang terencana ini lebih efektif karena kedua pasangan dapat mempersiapkan dan mengantisipasi diskusi yang akan datang.

Persiapan ini mengarahkan percakapanmu menjadi lebih tenang dan konstruktif. Percakapan yang terencana ini juga membantu pasangan melihat tantangan keuangan sebagai masalah bersama.

Baca juga: Sebelum Kelola Keuangan Bersama Pasangan, Pertimbangkan 3 Hal Ini

Kemudian, perspektif bersama ini menghasilkan kolaborasi yang lebih besar. Pada akhirnya, pemulihan finansial berlangsung cepat dan konflik hubungan menjadi lebih sedikit.

4. Karier yang stagnan

Pola pikir menunggu menghalangi banyak orang secara proaktif mengelola karirnya selama masa krisis. Mereka tetap bersama perusahaan karena loyalitas, kenyamanan, dan keamanan kerja yang tidak selalu terjamin.

Dengan mencari peluang kerja, individu dapat menegaskan nilai mereka, menguji lingkungan ekonomi, dan membuat keputusan berdasarkan informasi mengenai situasi kerja mereka saat ini.

5. Mimpi jadi wirausaha

Ketika ekonomi bergerak turun, banyak orang menahan diri untuk mulai berbisnis kecil-kecilan. Padahal selama krisis berlangsung, penurunan dapat menjadi peluang sempurna untuk mengakses kredit yang lebih murah dan mendapat banyak diskon.

Baca juga: Milenial Mau Buka Usaha, Sandiaga Uno: Hindari Pinjol Abal-abal

Banyak program pemerintah yang digontorkan selama resesi untuk mendorong wirausahawan memulai bisnis kecil.

Selain itu, karena sebagian besar resesi berlangsung singkat, memulai bisnis selama penurunan ekonomi berlangsung dapat dengan cepat membuahkan hasil ketika ekonomi mulai tumbuh lagi.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com