Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah: Ekonomi RI Minus 1,1 hingga 0,2 Persen di Akhir 2020

Kompas.com - 15/09/2020, 15:13 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional hingga akhir tahun 2020 berada di rentang minus 1,1 persen hingga 0,2 persen. 

"Pemerintah sendiri perkirakan di akhir tahun pertumbuhan ekonomi minus 1,1 persen sampai 0,2 persen. Sedangkan prediksi di 2021 di dalam pembahasan APBN 2021 adalah 4,5 persen sampai 5,5 persen," ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto secara virtual, Selasa (15/9/2020).

Kendati di akhir tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia masih rendah bahkan terkontraksi, namun menurut Airlangga, semua negara juga turut mengalami hal serupa. 

Baca juga: Postur RAPBN 2021 Disepakati, Pertumbuhan Ekonomi Ditetapkan 5 Persen

Ini merupakan akibat dari pandemi virus corona (Covid-19) yang belum berakhir.

"Semua dunia alami kontraksi. Beberapa negara ASEAN seperti Malaysia kontraksi dalam minus 17,1 persen, Singapura minus 12 persen, Filipina minus 16 persen, India minus 18 persen. Namun kita lihat juga Indonesia yang list atau terkontraksi lebih rendah dari negara lain," katanya.

Beberapa lembaga internasional pun turut memprediksikan pertumbuhan ekonomi RI tahun ini.

"Oleh karena itu, kita juga melihat beberapa proyeksi dari lembaga untuk 2021. IMF prediksi Indonesia di tahun 2020 year to date minus 5,3 persen tapi forecast di 2021 6,1 persen," ucap Airlangga.

"World Bank perkirakan nol atau netral di 2020, namun di 2021 4,8. ADB dari minus 1 persen di 2020 dan 2021 5,3. OECD perkirakan minus 3,9 persen smpai minus 2,8 sedangkan di tahun 2021 2,6 sampai dengan 5,2 persen," jabarnya.

Baca juga: OJK Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Minus 2 Persen

Pada kuartal II 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi RI minus hingga 5,32 persen. Secara kuartalan, ekonomi terkontraksi 4,19 persen dan secara kumulatif terkontraksi 1,26 persen.

Kontraksi ini lebih dalam dari konsensus pasar, maupun ekspektasi pemerintah dan Bank Indonesia di kisaran 4,3 persen hingga 4,8 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ekonomi Indonesia berdasarkan PDB kuartal II atas dasar harga berlaku mencapai Rp 3.687,7 triliun.

Sementara itu, berdasarkan harga dasar konstan dengan tahun dasar 2010 adalah Rp 2.589,6 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com