Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kementan Realisasikan Pembangunan Embung di Kota Batu, Petani Sambut dengan Penuh Antusias

Kompas.com - 16/09/2020, 12:52 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Kompas.com - Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) merealisasikan pembangunan embung di Dusun Sabrang Bendo, Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

Pembangunan ini disambut antusias para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Kelota) Sumber Rejeki. Sebab, embung berperan vital dalam memenuhi ketersediaan air untuk aktivitas pertanian

Salah satu anggota Kelota, Saji mengucapkan terima kasih atas terealisasinya pembangunan embung di dusun ini.

“Bantuan embung akan bermanfaat untuk mendukung revit tanaman apel di demplot dan memenuhi kebutuhan air pertanian. Untuk air, kami memang masih kemarau jadi belum terpenuhi maksimal, tapi saat hujan akan sangat bermanfaat,” ujarnya.

Baca juga: Menteri Pertanian Berharap Kartu Tani Untungkan Semua Kalangan

Embung yang dibangun Ditjen PSP Kementan ini dilakukan secara swakelola oleh Kelota Sumber Rejeki.

Untuk memaksimalkan kinerja embung tersebut, pihak Ditjen PSP juga membenahi instalasi jalur air, termasuk tandon air.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Jenderal (Dirjen) Ditjen PSP Kementan, Sarwo Edhy berharap bantuan embung dapat membantu petani menangani masalah irigasi.

“Bantuan embung ini diharapkan dapat membantu petani dalam hal irigasi dan tidak mengandalkan air hujan lagi sehingga dapat meningkatkan hasil produksi pertanian, khususnya petani revit apel,” ujarnya, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Rabu (16/9/2020).

Baca juga: Kementan Dapat Alokasi Anggaran Rp 21 Triliun di 2021

Ia menambahkan, bantuan pembangunan embung ini juga untuk mewujudkan Kota Batu sebagai desa berdaya di bidang pertanian.

“Embung pertanian merupakan solusi teknis pemanenan air (water harvesting) yang apabila dibangun sesuai kriteria teknis, mampu meningkatkan ketersediaan air dan indeks pertanaman,” terangnya.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan, pembangunan embung ini dipastikan dapat menampung ketersediaan air selama musim kemarau. Dengan begitu, aktivitas pertanian nantinya bisa terus berlangsung.

Baca juga: Antisipasi Kekeringan, Kementan Ajak Petani di Tasikmalaya Manfaatkan Asuransi Pertanian

“Kondisi kelangkaan air pada musim kemarau dan kelebihan air pada musim hujan sangat berpengaruh dalam usaha pertanian. Oleh karena itu, dibutuhkan manajemen air untuk mengelola hal tersebut,” ujarnya.

Embung sebagai upaya konservasi air

Pada kesempatan yang sama, Sarwo Edhy mengatakan embung adalah sebagai upaya konservasi atau pengelolaan air.

Ia menjelaskan, konservasi air yang dilakukan melalui rainfall and runoff harvesting  atau pemanenan air hujan dan aliran permukaan sangat dibutuhkan untuk dimanfaatkan pada saat terjadi krisis air.

"Terutama pada musim kemarau sebagai bentuk adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. Dan embung menjawab hal itu,” tuturnya

Baca juga: Jaga Kebutuhan Petani, Kementan Tingkatkan Alokasi Pupuk Subsidi

Halaman:


Terkini Lainnya

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com