Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikritik Ahok Karena Terlalu Sering Utang, Ini Penjelasan Pertamina

Kompas.com - 16/09/2020, 13:06 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kembali bicara blak-blakan soal tata kelola di PT Pertamina (Persero) yang dinilainya berpotensi merugikan perusahaan. Ahok menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina sejak 22 November 2019.

Menurut Ahok, keputusan bisnis Pertamina sering kali tak masuk akal dalam kalkulasi bisnis. Akibatnya, Pertamina harus menanggung utang yang jumlahnya cukup besar. Salah satunya terkait akuisisi sumur-sumur minyak di luar negeri.

Dia mencontohkan kebijakan manajemen Pertamina yang rajin mengakuisisi sumur minyak di luar negeri. Pembelian ladang minyak dilakukan dengan utang.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan, Pertamina memiliki tugas untuk menjamin ketersediaan energi nasional. Keputusan eksplorasi dan eksploitasi migas, termasuk akuisisi sumur minyak, selalu mempertimbangkan aspek bisnis.

Baca juga: Pernyataan Lengkap Ahok yang Kritik Habis-habisan Pertamina


"Hal-hal yang bersifat corporate action dilakukan manajemen dalam rangka pertumbuhan perusahaan dan juga memastikan ketahanan energi nasional, tentu saja pastinya akan mempertimbangkan internal resources dan dilakukan secara prudent dan profesional," terang Fajriah lewat pesan singkatnya, Rabu (16/9/2020).

Sebagai informasi, Pertamina sejak beberapa tahun terakhir gencar melakukan akuisisi aset blok minyak dan gas (migas) di luar negeri yang diperkirakan mampu menyumbang 33 persen target produksi sehingga target perusahaan di sektor hulu tercapai.

Akuisisi sumur minyak di luar negeri dilakukan untuk mencapai target produksi di atas 1 juta barel oil equivalen per day (BOEPD) pada 2025 dan mendukung pertumbuhan perekonomian nasional.

Pertamina tercatat telah memiliki blok-blok migas di 12 negara antara lain Aljazair, Irak, Malaysia, Nigeria, Tanzania dan Gabon.

Baca juga: Emosi Ahok soal Utang Pertamina: Otaknya Pinjam Duit Terus

"Kami menghargai pernyataan Pak BTP sebagai Komut yang memang bertugas untuk pengawasan dan memberikan arahan," jelas Fajriah.

Sebelumnya, dalam sebuah tayangan yang diunggah akun YouTube POIN, Ahok mengaku sering geleng-geleng kepala dengan berbagai kebijakan direksi Pertamina. Keputusan bisnis Pertamina sering kali tak masuk akal dalam kalkulasi bisnis. Akibatnya, Pertamina harus menanggung utang yang jumlahnya cukup besar.

Dia mencontohkan kebijakan manajemen Pertamina yang rajin mengakuisisi sumur minyak di luar negeri. Pembelian ladang minyak dilakukan dengan utang.

"Sudah ngutang 16 miliar dollar AS, tiap kali otaknya pinjam duit terus, saya sudah kesal ini. Pinjam duit terus, mau akuisisi terus," kata Ahok.

Baca juga: Ahok Geram dengan Peruri karena Minta Rp 500 Miliar Untuk Proyek Paperless

Dia mengungkapkan, selain secara hitungan bisnis kurang menguntungkan, Pertamina sebaiknya fokus mengeksplorasi ladang minyak di dalam negeri.

"Saya bilang tidak berpikir untuk eksplorasi, kita masih punya 12 cekungan yang berpotensi punya minyak, punya gas. Ngapain di luar negeri? Ini jangan-jangan ada komisi ini, beli-beli minyak ini," ucap Ahok.

Pria yang kini akrab disapa BTP ini berujar, contoh temuannya yang lain soal ketidakefisienan Pertamina yakni soal pembangunan kilang minyak.

Dirinya masih meminta penjelasan kenapa banyak kilang baru yang belum juga dibangun. Padahal, lanjut dia, sudah ada beberapa investor yang serius patungan bisnis dengan Pertamina.

"Makanya nanti saya mau rapat penting soal kilang. Berapa investor yang sudah nawarin mau kerja sama kalian diemin? Terus sudah ditawarin kenapa ditolak? Terus kenapa kerja seperti ini? Saya lagi mau audit," ujar Ahok.

Baca juga: Profil Komisaris Pertamina: Jenderal Polisi, Pejabat, dan Relawan Jokowi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com