JAKARTA, KOMPAS.com - Dimulainya pembangunan proyek pipa minyak menuju wilayah kerja Rokan diharapkan menjadi momentum bagi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk meningkatkan efisiensi di proyek-proyek infrastruktur lainnya.
Upaya perseroam memangkas biaya proyek pipa Rokan hingga senilai 150 juta dollar AS atau setara sekitar Rp 2,1 triliun dinilai sebagai bukti ruang efisiensi di proyek infrastruktur migas masih terbuka lebar.
"Kemampuan PGN untuk memangkas biaya pembangunan infrastruktur pipa ke blok Rokan adalah prestasi luarbiasa dan bisa memperkuat bisnis perseroan. Selama ini kita belum pernah mendengar pembangunan infrastruktur pipa bisa dihemat hingga sebesar itu," ujar analis Finvesol Consulting Indonesia Fendi Susiyanto dalam keterangannya, Kamis (17/9/2020).
Baca juga: Efisiensi, PGN Bangun Pipa Minyak Rokan dengan Gandeng BUMN dan SDM Lokal
Sebelumnya, Direktur Utama PGN Suko Hartono mengungkapan, biaya pembangunan proyek pipa minyak ke blok Rokan dipangkas dari semula 450 juta dollar AS menjadi 300 juta dollar AS.
Efisiensi biaya ini diperoleh dari optimasi dari tahapan penetapan Final Investment Decision (FID) dan proses procurement.
"Hal ini merupakan upaya bersama dewan pengawas dan manajemen PGN dalam mengawal proyek pipanisasi minyak Rokan Hulu dapat berjalan efektif dan efisien ditengah tantangan ekonomi global dan pandemi," jelas Suko melalui keterangan resmi, Senin (14/9/2020).
Adapun pekan lalu, PT Pertagas, anak usaha PGN, telah memulai pembangunan pipa minyak sepanjang kurang lebih 360 kilometer dengan diameter 4-24 inci. Proyek yang ditargetkan rampung pada 2021 melalui lima Kabupaten di Riau, yaitu Kabupaten Dumai, Bengkalis, Siak, Kampar dan Rokan Hilir.
Baca juga: Pertagas Lakukan First Welding, Proses Alih Kelola Blok Rokan Resmi Dimulai
First welding atau pengelasan perdana telah dilakukan di Kelurahan Kandis Kota, Kandis, Kabupaten Siak.
Sebelumnya pada 2018 kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan Pertamina sebagai pengelola blok Rokan setelah memenangkan tender dengan CPI.
Pengelolaan Pertamina di Blok Rokan tersebut juga menandai berakhirnya pengelolaan Chevron di Rokan selama lebih dari setengah abad.
Fendi menjelaskan, dalam situasi pandemi Covid-19, konsumsi energi cenderung menurun, termasuk gas bumi. Meski demikian, sebagai pionir pembangunan infrastruktur pipa, PGN bisa mengoptimalkan meningkatnya kebutuhan energi di masa depan dengan membangun proyek-proyek infrastruktur yang lebih efisien.
"Sinergi dengan Pertamina seperti yang dilakukan dengan membangun pipa ke Rokan bukti adanya peluang itu. Jika efisiensi bisa dilakukan di proyek-proyek lain tentunya akan memberikan value besar bagi bisnis PGN di masa depan" jelas Fendi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.