Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Bunga Tak Turun, BI Sudah Gelontorkan Likuiditas Rp 662,1 Triliun

Kompas.com - 17/09/2020, 17:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan BI 7 Days (Reserve) Repo Rate (BI-7DRR) di angka 4 Persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pihaknya akan fokus mendorong pemulihan ekonomi nasional melalui jalur non-suku bunga. Dengan kata lain, dengan jalur kuantitas lewat penyediaan likuiditas.

Tercatat hingga 15 September 2020, BI telah menginjeksi likuiditas (quantitative easing/QE) di perbankan sekitar Rp 662,1 triliun.

Baca juga: Jaga Rupiah, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan Tetap 4 Persen

"Terutama bersumber dari penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) sekitar Rp 155 triliun dan ekspansi moneter sekitar Rp 491,3 triliun," kata Perry dalam konferensi pers, Kamis (17/9/2020).

Perry penyebut, bank sentral tetap mempertahankan stance kebijakan longgar. Longgarnya likuiditas ini mampu mendorong tingginya rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) dan rendahnya suku bunga PUAB overnight.

Pada Agustus 2020, rasio AL/DPK sebesar 29,22 persen dan suku bunga PUAB overnight sekitar 3,31 persen.

"Longgarnya likuiditas serta penurunan suku bunga kebijakan (BI7DRR) juga berkontribusi menurunkan suku bunga deposito dan kredit modal kerja pada Agustus 2020.

Dari 5,63 persen dan 9,47 persen pada Juli 2020 menjadi 5,49 persen dan 9,44 persen.

Baca juga: BI Pastikan Ikut Mekanisme Bagi-bagi Beban hingga 2022

"Ke depan, ekspansi moneter BI yang sementara itu masih tertahan di perbankan diharapkan dapat lebih efektif mendorong pemulihan ekonomi nasional, sejalan dengan realisasi anggaran dan program restrukturisasi kredit perbankan," pungkas Perry.

Informasi saja, injeksi likuiditas merupakan langkah yang ditempuh BI dalam rangka membantu Pemulihan ekonomi nasional.

Selain injeksi likuiditas, BI sudah melakukan sejumlah kebijakan, di antaranya memotong suku bunga dan menstabilkan kurs rupiah.

Teranyar, BI merelaksasi kebijakan makroprudensial, dalam bentuk penurunan uang muka untuk penyaluran kredit kendaraan bermotor berwawasan lingkungan.

Sebelumnya, bank sentral telah melonggarkan kebijakan uang muka untuk kredit properti, dan lain-lain.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+