Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pilih Mana, Miskin tapi Hidup Apa Kaya tapi Mati?”

Kompas.com - 17/09/2020, 19:07 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya menilai pemerintah tak perlu takut jika ternyata pada Kuartal III 2020 Indonesia mengalami resesi.

Menurut Berly, hal paling penting yang harus dilakukan pemerintah di masa pandemi Covid-19 ini adalah menekan angka penyebaran dan tingkat kematian akibat virus tersebut.

“Jadi engga apa-apa minus, prediksi umum itu 2-3 periode resesinya. Yang penting, yang mati sedikit dan yang tertular juga sedikit. Jadi enggak begitu penting resesi atau tidak. Pilih mana miskin tapi hidup, apa kaya tapi mati?” ujar Berly dalam diskusi virtual, Kamis (17/9/2020).

Baca juga: Asia Hadapi Resesi Pertama sejak 60 Tahun Terakhir

Sementara itu, peneliti Indef lainnya, Izzudin Farras menambahkan, pemerintah harus berfokus menurunkan angka kematian akibat Covid-19.

“Jadi sangat ditekankan bahwa nyawa manusia tidak ternilai harganya, tidak ada gantinya dengan nilai ekonomi apapun, sehingga itu yang harus diprioritaskan oleh pemerintah pusat,” kata Farras.

Menurut dia, pemerintah tak perlu takut dalam menghadapi resesi. Yang penting, lanjut dia, pemerintah harus bisa meminimalisir dampak resesi terhadap masyarakat.

“Karena PSBB Jilid I saja sudah banyak sekali masyarakat rentan yang jatuh dan kemungkinan masyarakat miskin akan bertambah, apalagi dengan adanya PSBB jilid II,” ungkapnya.

Salah satu saran yang diberikan untuk pemerintah, yakni memperbaiki program bantuan sosial kepada masyarakat. Misalnya, dengan memperbaiki data masyarakat yang rentan miskin.

“Sehingga dengan adanya update mampu menyasar bantuan yang lebih baik kepada masyarakat menengah ke bawah. Khususnya yang rentan dan miskin. Karena yang rentan jumlahnya sangat besar di Indonesia. Puluhan juta orang yang mana saat pandemi itu jatuh ke jurang kemiskinan,” ujarnya.

Baca juga: Ekonomi Terkontraksi 12,2 Persen, Selandia Baru Resesi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com