JAKARTA, KOMPAS.com - PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) melakukan commissioning atau uji coba produksi fasilitas pabrik Bio-CNG di Muara Wahau, Kalimantan Timur.
Pabrik ini akan menghasilkan listrik sebesar 1,2 megawatt (MW) serta gas biometana dengan kapasitas 280 meter kubik per jam.
Direktur Utama DSNG Andrianto Oetomo menyatakan, pembangunan pabrik Bio-CNG merupakan salah satu komitmen perseroan untuk menjalankan konsep circular economy dengan meminimalisir limbah pabrik kelapa sawit dan polusi, melalui pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan serta regenerasi sistem alam.
Baca juga: PT Dharma Satya Nusantara Pastikan Pabrik Bio-CNG Mulai Beroperasi Bulan Depan
Pabrik Bio-CNG yang dibangun sejak akhir tahun 2018 tersebut merupakan upaya nyata untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sekaligus menghemat penggunaan solar secara signifikan.
“Bio CNG Plant yang dibangun dengan memanfaatkan limbah cair dari 1 PKS dengan kapasitas olah 60 ton TBS/jam, akan menciptakan pengurangan emisi gas rumah kaca sebanyak lebih dari 50.000 ton CO2, yang setara dengan penanaman lebih dari 800.000 pohon atau berkurangnya 11.000 unit kendaraan penumpang atau setara dengan melakukan daur ulang atas 17.000 ton sampah,” kata Andrianto dalam keterangan tertulis, Jumat (18/9/2020).
Pabrik Bio-CNG ini akan menghasilkan listrik dengan kapasitas 2 x 0,6 MW, sehingga total energi listrik yang dihasilkan adalah 1,2 MW.
Energi listrik yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk proses pengolahan Palm Kernel di Kernel Crushing Plant (KCP) serta proses produksi pabrik Bio-CNG ini sendiri.
Baca juga: Ditargetkan Rampung 2023, Pembangkit Listrik 35.000 MW Baru Beroperasi 23,9 Persen
Sedangkan sisa kelebihan gas akan dikompres menjadi Biomethane Compressed Natural Gas yang kemudian disimpan di dalam tabung dan dikemas dengan aman.
Bio-CNG yang telah dikemas didalam tabung akan didistribusikan menggunakan truk yang juga menggunakan bahan bakar Bio-CNG ke seluruh emplasmen (perumahan karyawan) dan PKS lainnya di area DSN Grup Muara Wahau untuk digunakan sebagai bahan bakar pengganti pembangkit listrik konvensional berbahan bakar solar.
“Dengan adanya energi terbarukan dari Bio-CNG ini, perseroan juga menghemat sedikitnya 2 juta liter
solar per tahun, yang selama ini dipakai untuk bakar pabrik kelapa sawit dan KCP,” ungkap Andrianto.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.