Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag: PSBB Jilid II Kikis Daya Beli Masyarakat

Kompas.com - 18/09/2020, 12:14 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengatakan, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang kembali dilakukan sejak Senin (14/9/2020) berpotensi mengikis daya beli masyarakat.

Menurutnya, PSBB jilid II memunculkan kembali ketidakpastian saat pandemi Covid-19, di tengah beberapa indikator menunjukkan masih rendahnya daya beli masyarakat meski PSBB sempat mengalami masa transisi.

"Ketidakpastian kembali muncul dengan diterapkannya kembali PSBB di ibu kota Jakarta akibat jumlah kasus meningkat, mendorong masyarakat untuk mengurangi konsumsi. Terlebih memilih investasi untuk meningkatkan tabungan," kata Agus dalam acara pembukaan IFRA 2020, Jumat (18/9/2020).

Baca juga: PSBB Jilid II Secara Tidak Langsung Menandai Resesi?

Adapun indikator yang menunjukkan masih lemahnya daya beli adalah terjadi deflasi sejak beberapa bulan belakangan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada Agustus hanya sebesar 1,32 persen secara tahunan atau year on year (yoy), yang merupakan inflasi terendah sejak 20 tahun terakhir.

"Kondisi ini menunjukkan belum pulihnya daya beli masyarakat, sebagaimana tercermin pada tren inflasi yang terus menurun sejak Maret 2020," papar Agus.

Kementerian Perdagangan, kata Agus, akan memastikan jalur distribusi dan logistik, tetap berjalan kendati PSBB dilangsungkan. Hal ini bertujuan agar roda perekonomian di kota maupun di daerah tetap berputar.

Baca juga: Luhut: PSBB Jakarta Hanya Perketat Spot Tertentu, Tidak Seluruhnya

Kegiatan usaha yang dimaksud adalah kegiatan usaha yang melayani dan memenuhi kebutuhan pokok dan barang penting. Kebutuhan itu seperti bahan pangan serta aktifitas yang berkaitan dengan kesehatan.

Begitupun untuk 11 sektor usaha yang boleh berlangsung saat PSBB.

"PSBB memang membatasi ruang gerak kita. Namun masih ada aktivitas yang tetap harus berjalan. Ada 11 sektor usaha yang tetap beroperasi saat PSBB. Kita pastikan jalur distribusi dan logistik kegiatan usaha di 11 sektor tersebut tidak menghalangi kegiatan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com