Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indeks Harga Konsumen Jepang Anjlok akibat Pemerintah Kasih Diskon Jalan-jalan

Kompas.com - 18/09/2020, 18:04 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber nikkei

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Konsumen (IHK) Jepang pada Agustus 2020 turun drastis. Penurunan pada Agustus ini merupakan laju tercepat dalam 4 tahun terakhir.

Mengutip Nikkei Asian Review, Jumat (18/9/2020), turunnya indeks disebabkan karena besarnya diskon yang diberikan pemerintah untuk perjalanan/pariwisata domestik. Diskon ini mulanya diberikan untuk mendukung sektor pariwisata yang terpukul akibat Covid-19.

Data IHK yang lemah pada Agustus ini dipublikasikan setelah Gubernur Bank sentral Jepang, Bank of Japan, Haruhiko Kuroda menyatakan pihaknya akan memantau perkembangan harga dan tumbuhnya lapangan pekerjaan dalam membuat kebijakan.

Baca juga: Coba-coba "Trading" Saham, Miliarder Jepang Ini Kehilangan Duit Rp 608 Miliar

Pernyataan itu mengindikasikan bahwa pihaknya siap untuk meningkatkan stimulus lebih banyak jika masyarakat kehilangan pekerjaan dan pada akhirnya menjadi kontributor deflasi.

Tercatat, IHK inti pada Agustus 2020 hanya sebesar 0,4 persen (yoy), termasuk untuk produk minyak namun tidak termasuk komoditas makanan segar bergejolak.

Faktor utama yang membuat inflasi ini menurun adalah penurunan harga akomodasi dan hotel, setelah pemerintah meluncurkan subsidi untuk diskon perjalanan nasional sejak akhir Juli lalu. Indeks menunjukkan, harga akomodasi turun 32 persen (yoy) pada Agustus ini.

"Tekanan ke bawah pada harga konsumen kemungkinan akan berlanjut. IHK inti bisa turun menjadi sekitar 1 persen secara tahunan di akhir tahun ini," kata kepala ekonom Dai-ichi Life Research Institute, Yoshiki Shinke.

Yoshiki menilai, kampanye diskon perjalanan yang diinisiasi pemerintah akan terus membebani akomodasi. Di sisi lain, tekanan penurunan harga komoditas akan semakin meluas seiring lemahnya daya beli masyarakat.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Minus 7,8 Persen, Jepang Alami Resesi meski Tak Lockdown

"Ada juga kemungkinan bahwa permintaan yang lemah dapat menekan indeks harga konsumen ke depannya, meskipun sejauh ini kami belum melihat dampak signifikan terhadap harga konsumen," kata Shinke.

Informasi saja, ekonomi Jepang telah menyusut sebesar 28,1 persen pada April-Juni 2020. Penyusutan ekonomi ini merupakan kontraksi terbesar sejak perang.

Banyak analis memperkirakan laju pemulihan akan terbatas, mengingat perusahaan maupun masyarakat tetap bergerak hati-hati meski karantina wilayah telah dilonggarkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber nikkei
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com