JAKARTA, KOMPAS.com - Ekspor benih lobster pada Agustus mengalami peningkatan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terjadi lonjakan ekspor mencapai 6,43 juta dollar AS atau Rp 94,5 miliar (kurs Rp14.700).
Ekspor benih lobster itu meningkat selama pandemi, dengan berat keseluruhan mencapai 4.216 kilogram.
Kepala Pusat Karantina Ikan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Riza Priyatna mengatakan, meningkatnya ekspor pada Agustus 2020 terjadi karena berlimpahnya benih lobster.
"Melihat BPS terkait ekspor lobster (lobster konsumsi, lobster muda dan benih bening lobster) kemungkinan iya mencapai angka tersebut. Ini di sebabkan adanya kelimpahan benih," kata Riza kepada Kompas.com, Selasa (22/9/2020).
Baca juga: Dasar Hukum PBNU Minta Ekspor Benih Lobster Dihentikan
Kendati ekspor meningkat, dia memastikan budidaya benih pun berjalan dengan baik.
"Budidaya berjalan dengan baik dan ekspor yang sesuai permintaan pasar," papar Riza.
Berdasarkan data BPS, ekspor benur pada Agustus ini mengalami kenaikan sebesar 75,20 persen dibanding Juli 2020. Pada Juli, ekspor mencapai 3,67 juta dollar AS dengan berat 1.389 kilogram.
Angka itu naik berkali-kali lipat dibanding ekspor Juni yang sebesar 112.900 juta dollar AS. Dari segi kuantitas, ekspor benur melonjak 135,66 persen pada Agustus 2020.
Adapun negara pengimpor benih lobster Indonesia sepanjang Juli-Agustus 2020 ini adalah Taiwan dan Vietnam.
Pada Agustus, ekspor benur masih didominasi oleh Vietnam sebesar 6,43 juta dollar AS dengan berat 4.216 kilogram. Dibanding Juli, ekspor ini naik 202,95 persen yang hanya sekitar 3,66 juta dollar AS.
Sedangkan benur yang diekspor ke Taiwan hanya 8 kilogram dengan nilai transaksi mencapai 7.000 dollar AS.
Baca juga: Menteri Edhy Jawab Kritik: Saya Tidak Punya Bisnis Lobster!
Sebagai informasi, Menteri KKP Edhy Prabowo membuka kembali keran penangkapan benih lobster untuk dibudidaya maupun diekspor, dengan diubahnya Permen KP 56/2020 menjadi Permen KP 12/2020.
Dalam tiap kesempatan Edhy berkali-kali menyatakan eskpor benur merupakan caranya menyejahterakan nelayan kecil yang bergantung hidup dari menangkap benur.
"Kalau ditanya berdasarkan apa kami memutuskan? Nilai historis kemanusiaan karena rakyat butuh makan. Tapi berdasarkan ilmiah, juga ada. Kalau ditanya dulu penelitian seperti apa? Dulu tidak ada," ucap Edhy beberapa waktu lalu.
Baca juga: Menteri Edhy: Kita Sibuk Debat Tentang Lobster, Masih Banyak Potensi yang Lain...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.