Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Merger Berembus Lagi, Bagaimana Kondisi Bisnis Grab dan Gojek?

Kompas.com - 22/09/2020, 11:13 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah pandemi Covid-19, muncul isu merger antara Gojek dan Grab. Bergulirnya isu liar ini diduga kuat akibat kondisi SoftBank sebagai pemegang saham mayoritas Grab yang sedang tertekan.

Investasi SoftBank di banyak startup rugi besar. Pada tahun fiskal 2019 kerugian SoftBank mencapai 17,7 milia dollar AS. Kerugian itu diderita Vision Fund, venture capital milik SoftBank, setelah melakukan hapus buku nilai investasi di WeWork dan termasuk Uber Technologies Inc.

"Kegagalan investasi di WeWork paling fatal," ujar Poltak Hotradero, Business Development Advisor Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam keterangannya, Minggu (20/9/2020).

Baca juga: Gojek dan Grab Bakal Merger?

Lebih lanjut Poltak mengungkapkan, di masa pandemi Covid-19 ini laju bisnis perusahaan investasi milik Softbank mengalami banyak tekanan.

Apalagi hampir sebagian besar investasi SoftBank berada di sektor jasa transportasi dan logistik yang terkena imbas langsung Covid-19.

Situasi semakin rumit lantaran adanya komitmen Grab terkait akuisisi saham Uber di Asia beberapa waktu lalu.

Sesuai prospektus IPO Uber, Poltak mengatakan, Uber memiliki hak untuk menukarkan 23,2 persen kepemilikan sahamnya di Grab dengan uang tunai jika Grab tidak melangsungkan IPO hingga 25 Maret 2023.

Baca juga: Dikabarkan Bakal Merger dengan Grab, Ini Kata Gojek

"Jika Uber mengeksekusi haknya untuk mencairkan kepemilikan sahamnya, maka Grab harus membayar Uber sebesar 2,26 miliar dollar AS atau lebih. Nilai tersebut setara dengan 409 juta saham Grab yang dimiliki Uber dengan harga 5,54 per dollar AS saham dengan bunga sebesar 6 persen per tahun," ungkap Poltak.

Selama ini portofolio Vision Fund tersebar di banyak perusahaan. Nilainya ditaksir mencapai sekitar 33 miliar dollar AS hanya di sektor transportasi dan logistik.

Beberapa investasi Vision Fund di aset ride-sharing di antaranya adalah investasi 7,7 miliar dollar AS di Uber, 11,8 miliar dollar AS ke Didi China, 3 miliar dollar AS ke Grab Singapura, dan 250 dollar AS ke dalam Ola India.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com