Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Jawab Keresahan Petani Purbalingga, Kementan Berupaya Penuhi Stok Pupuk Subsidi

Kompas.com - 23/09/2020, 18:48 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) mengatakan, stok pupuk subsidi Kabupaten Purbalingga masih tergolong aman.

“Untuk pupuk subsidi di Purbalingga, berdasarkan data yang kami punya, stok masih tersedia,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) PSP Kementan, Sarwo Edhy.

Sarwo menjelaskan, distribusi pupuk subsidi telah dilakukan bertahap agar bisa memenuhi kebutuhan petani saat memasuki musim tanam.

Hal ini sekaligus menjawab keresahan petani mengenai ketersediaan pupuk subsidi.

Baca juga: Anggota DPR Ini Kritik Anggaran Bengkel Alsintan Kementan Rp 738 Juta per Desa

Menurut Sarwo, dalam menentukan alokasi pupuk di suatu daerah, Kementan berpegang pada usulan yang kemudian disesuaikan dengan penyerapan pupuk subsidi di tahun sebelumnya.

Seperti di Purbalingga, pupuk urea yang diusulkan dalam Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (ERDKK) sebanyak 18.827 ton.

Sementara itu, pemerintah hanya mengalokasikan 10.000 ton dan sudah disalurkan sebanyak 9.864 ton atau 98.64 persen.

Berdasarkan data dari PT Pupuk Indonesia, alokasi pupuk untuk Kabupaten Purbalingga sebanyak 17,372 ton.

Rinciannya, untuk pupuk Urea akan dialokasikan sebesar 10.000 ton, SP-36 sebanyak 370 ton, ZA berjumlah 457 ton, NPK 5.820 ton, dan organik 725 ton. Dari jumlah itu, realisasi pupuk di Purbalingga sudah mencapai 15,364 ton.

Baca juga: Kementan Dapat Tambahan Rp 1,72 Triliun untuk Food Estate hingga Swasembada Gula

Untuk rinciannya, realisasi pupuk urea sudah mencapai 9.864 ton atau sudah (98.64 persen), pupuk SP-36 sudah terealisasi 321 ton (86.84 persen),

Sementara itu, pupuk ZA realisasinya 356 ton (77.98 persen), NPK terealisasi 4,644 ton (79.79 persen), dan pupuk organik realisasinya 178 ton (24.61 persen).

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan, Kementan selalu berupaya memenuhi kebutuhan petani.

“Kebutuhan petani menjadi perhatian serius buat kami. Hanya saja, dengan kondisi anggaran yang berkurang, pola distribusi pun kami perketat,” ujar Mentan, Rabu (23/9/2020).

Kementan, lanjut Mentan, ingin agar pupuk subsidi yang tersedia bisa didistribusikan agar tepat sasaran, sampai ke tangan petani yang benar-benar membutuhkan serta bisa berimbas pada peningkatan produksi.

Langkah Kementan atasi kekurangan pupuk

Adapun untuk mengatasi kekurangan pupuk urea, Dirjen PSP Kementan Sarwo Edhy menghimbau petani khususnya di Purbalingga menggunakan pupuk majemuk, seperti Nitrogen Phospor dan Kalium (NPK) yang alokasinya masih tersedia.

Pupuk subsidi ada beberapa jenis, selain Urea, ada SP-36, Amonium Sulfate (ZA), NPK, dan Organik,” kata Sarwo, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima.

Sarwo melanjutkan, jika stok pupuk urea menipis, petani diharapkan dapat memanfaatkan pupuk lain, seperti NPK yang juga mengandung Nitrogen dan jumlah stoknya masih tersedia.

“Dengan begitu pertanian tidak terganggu, selain itu stok pupuk organik di Kabupaten Purbalingga masih banyak, agar bisa dioptimalkan pemanfaatannya” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com