Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Caranya Investasi agar Tetap Untung meski RI Resesi

Kompas.com - 24/09/2020, 05:15 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Resesi sudah di depan mata. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 kembali mencatat kontraksi -2,9 persen.

Tapi tenang saja. Melemahnya ekonomi bukan berarti keuanganmu juga ikut melemah. Ada cara yang bisa dilakukan agar kantong tetap aman selama resesi berlangsung.

Salah satu yang bisa kamu lakukan adalah berinvestasi. Bukan sembarang investasi, ada beberapa instrumen investasi yang tetap cuan di masa-masa sulit ini.

Baca juga: Jelang Resesi, Investasi ke Pasar Global Masih Cuan?

Direktur Utama Mandiri Manajemen Investasi, Alvin Pattisahusiwa mengatakan, ini waktu yang bagus untuk kamu memperbanyak investasi. Pelemahan ekonomi bisa menjadi peluang untuk mendapat keuntungan lebih banyak dibanding masa-masa normal.

"Saya rasa kalau ada resesi ini bukan merupakan satu hal yang membuat kita untuk stop berinvestasi. Sebetulnya di masa resesi ini, kita dapat kesempatan, investasi pada saham-saham dengan harga yang cukup murah jika dibandingkan dengan harga dalam kondisi normal," kata Alvin dalam diskusi virtual, Rabu (23/9/2020).

Agar mendapat keuntungan maksimal, Alvin menyarankanmu untuk mendiversifikasikan portofolio, sehingga dapat mengurangi risiko kerugian yang terlalu besar.

Artinya, kamu harus menempatkan uangmu bukan hanya di saham, tapi juga di reksa dana, emas, atau obligasi.

Berinvestasi di pasar global pun bisa menjadi pilihan tepat untuk mendiversifikan aset, karena diuntungkan dari sisi makro dan kurs mata uang yang berbeda di negara tujuan.

"Kita harus menjalankan prinsip-prinsip diversifikasi, dalam artian punya kantong sisi rupiah, punya kantong ke currency yang lain, bisa beli produk investasi yang pakai dollar AS," papar Alvin.

Baca juga: Resesi Kian Dekat, Simak Petuah Warren Buffett soal Investasi di Masa Sulit

Sementara itu, Head of Unit Trust and Treasures Private Client Produk, PT Bank DBS Indonesia, Mus Hidayat menambahkan, investasi perlu diarahkan pada sektor-sektor yang masih berkinerja baik selama pandemi.

Beberapa sektor yang masih cuan di masa pandemi, antara lain teknologi informasi, sektor konsumer, sektor kesehatan, dan sektor telekomunikasi.

"Kalau kita lihat, tak semua sektor mengalami pelemahan yang curam. Ada beberapa sektor yg berkinerja dengan baik. Kalau mau investasi hendaknya bisa melihat (sektor) itu, untuk menghadapi volatilitas pasar yang mungkin terjadi di masa mendatang," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com