Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Resesi, DPR Minta Masyarakat Tetap Optimistis

Kompas.com - 25/09/2020, 13:13 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sinyal kuat resesi ekonomi yang akan dialami Indonesia kian terasa pada kuartal III 2020.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pun telah memproyeksian pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III tahun ini kembali negatif menyusul kontraksi pada kuartal II 2020. Sehingga, besar kemungkinan Indonesia mengalami resesi.

Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mengatakan, pernyataan Sri Mulyani tentang pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III 2020 kembali negatif merupakan sinyal bahwa Indonesia memasuki resesi.

Baca juga: Kemenkeu Sebut RI Sudah Resesi, Ekonomi Melambat Sejak Kuartal I

"Menurut saya itu sebuah kejujuran dan keberanian. Tugas Menkeu memang di bidang fiskal, jadi wajar saja Bu Sri Mulyani memberikan sinyal," ujar Misbakhun dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (25/9/2020).

Dia menambahkan, sebenarnya banyak kalangan sudah memprediksi soal resesi itu.

"Kami di Komisi XI DPR juga sudah memperkirakan sejak awal ketika pandemi Covid-19 berimbas ke masalah ekonomi," ujarnya.

Meski demikian, Misbakhun menegaskan sinyal soal resesi ekonomi itu tak perlu direspons berlebihan, apalagi dengan kepanikan. Misbakhun mengharapkan masyarakat tidak cemas.

Misbakhun meyakini pemerintah akan membuat kebijakan tepat sebagai solusi. Ia juga mendorong pemerintah menggencarkan bantuan sosial bagi masyarakat terdampak pandemi.

Baca juga: Bank Mandiri Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi -3 Persen, Resesi Bisa Lanjut di Kuartal IV

"Saya yakin pemerintahan Presiden Jokowi bisa membawa kita keluar dari situasi sulit seperti saat ini. Pemerintah juga akan terus melaksanakan program-program bantuan sosial sebagai bentuk kehadiran negara ketika rakyat sedang susah karena pandemi," sebutnya.

Dalam pengamatan Misbakhun, selama ini pemerintah telah berupaya keras dalam membantu masyarakat di masa pandemi. Menurutnya, bantuan sosial dalam berbagai bentuk itu juga untuk mempertahankan konsumsi dan menjaga daya beli.

"Pemerintah terus menjaga daya beli masyarakat. Saya lihat pemerintah juga mampu menjamin ketersediaan bahan pokok dengan harga terjangkau di masa sulit sekarang ini," papar Misbakhun.

 

Oleh karena itu ia mengharapkan semua pihak tetap optimistis bahwa Indonesia akan mampu keluar dari situasi sulit akibat pandemi Covid-19.

Sebelumnya Sri Mulyani menyatakan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 akan tumbuh negatif di kisaran minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen. Menurutnya, kondisi itu berpotensi berlanjut pada kuartal IV 2020.

"Negative territory kemungkinan akan terjadi pada kuartal III dan juga masih akan berlangsung kuartal IV, yang kita upayakan untuk bisa dekati nol atau positif," kata Sri Mulyani dalam paparan APBN KiTa, awal pekan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat Sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat Sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com