Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Minta Perusahaan Farmasi Kebut Produksi Obat Covid-19

Kompas.com - 27/09/2020, 14:14 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan meminta produsen farmasi nasional mempercepat produksi obat Covid-19, guna mendorong angka kesembuhan pasien. Salah satunya adalah obat Remdesivir.

Permintaan ini disampaikan Luhut dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penyediaan Obat Covid-19 yang dilakukan secara virtual di Jakarta, pada Sabtu (26/9/2020) kemarin.

“Harus diupayakan untuk segera produksi dalam negeri. Kita cari bahan-bahannya itu nanti, jadi jangan ada hambatan,” ungkap Luhut yang juga menjaba sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dalam keterangan resmi dikutip pada Minggu (27/9/2020).

Baca juga: Sri Mulyani: Meski Banyak Harapan soal Vaksin, Butuh Waktu Lama bagi Ekonomi untuk Pulih

Senada, Menteri Kesehatan Terawan yang juga hadir dalam rakor virtual tersebu mengatakan, pihaknya akan mendukung semua riset yang dilakukan untuk bisa memproduksi Remdesivir dalam negeri.

"Saya back up untuk kebutuhan obat, apapun pasti akan kami dukung karena kami tinggal ajukan dan adakan bersama dengan BUMN dan dengan BPOM. Kami akan koordinasi supaya segala sesuatu tepat sasaran, tepat waktu, dan kami tidak membuat kebijakan yang justru tidak bisa menyelamatkan (pasien Covid)," jelasnya.

Menanggapi permintaan Luhut, perwakilan Bio Farma yang hadir dalam rakor mengungkapkan, pihaknya telah mengurus izin untuk memproduksi Remdesivir. Untuk merealisasikannya ada dua cara yang tengah dilakukan Bio Farma.

"Pertama kita mengadakan kerja sama dengan India karena dia telah mendapatkan lisensi dari Gilead (perusahaan farmasi pemegang izin FDA untuk memproduksi obat antivirus Covid-19).  Sementara kita akan melakukan uji klinis nanti kerja sama dengan BUMN," sebut dia.

Kedua, di samping izin impor, Bio Farma juga sedang riset untuk produksi dalam negeri.

Perusahaan farmasi pelat merah itu tengah melakukan uji klinis skala pilot untuk produksi Remdesivir, namun terkendali dengan pasokan bahan baku.

"Izin kami pakai bahan baku dari China,” imbuhnya.

Luhut pun menanggapi hal itu dengan meminta Bio Farma segera mengambil langkah yang cepat dan tepat agar bahan baku untuk produksi nasional dapat segera dilakukan. Menurutnya, ini demi kepentingan nasional untuk dapat menangani pandemi.

"Strateginya untuk kepentingan emergency dan kepentingan nasional, kita harus cepat dan jangan terlalu kaku karena ini untuk kemanusiaan,” tegasnya.

Baca juga: Luhut: Sudah Terlalu Lama Negeri Ini Tidak Efisien

Dalam kesempatan itu, Luhut juga meminta meminta agar semua pihak terkait dapat bekerja sama dengan baik dalam upaya merealisasikan produksi obat Covid-19 dalam negeri.

“Suruh pabrik-pabrik obat dalam negeri segera tiru obat-obat impor, miliki target yang jelas dalam masa produksi. Jangan tergantung dengan obat luar,” kata dia.

Ketua Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito menambahkan, saat ini pihaknya telah memproses izin uji klinis untuk Remdesivir. Serta memastikan akan membantu untuk produksi dalam negeri.

“Terkait bahan baku dari China, kami sudah mencatat dan akan cari jalan yang terbaik dengan tetap menjaga aspek keamanan dan mutu,” ujarnya.

Baca juga: Menko Airlangga: Diharapkan Desember atau Awal Januari 2021 Sudah Bisa Mulai Vaksin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com