Dwina pun menambahkan, saat ini perusahaannya memiliki klien sebanyak 117, dengan 35 diantaranya merupakan perusahaan pelat merah.
“Mungkin kami hanya bisa jelaskan terkait Pertamina ini, bahwa sama seperti apa yang kami juga sudah lakukan dengan demikian banyak klien kami yang lain, termasuk juga BUMN bahwa kami sangat mendukung semua proses digitalisasi khususnya juga di BUMN dan selalu berkomitmen memberikan pelayanan dan harga yang terbaik Pak,” ujar dia.
Sebelumnya, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku geram dengan Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia atau Perum Peruri.
Baca juga: Pengusaha Mal: Kami Sudah Defisit Besar-besaran
Kekesalan Ahok disampaikan, setelah Peruri yang juga merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta dana sebesar Rp 500 miliar untuk proyek digitalisasi paperless.
“Sekarang saya lagi paksakan tanda tangan digital. Tapi Peruri masa minta Rp 500 miliar untuk proses paperless di kantor Pertamina, itu BUMN juga,” ujar Ahok dalam cuplikan video Youtube kanal Poin, dikutip Rabu (16/9/2020).
Menurutnya, dengan nominal pengadaan proyek sebesar itu, Peruri tidak perlu lagi melaksanakan tugasnya dalam beberapa tahun ke depan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengibaratkan Peruri sebagai ular piton dan ular sanca.
“Itu sama aja udah dapet Pertamina enggak mau kerja lagi, tidur sepuluh tahun, jadi ular sanca, ular piton saya bilang,” kata dia.
Lebih lanjut Ahok menyebutkan, proyek digitalisasi seharusnya bisa dilakukan dengan biaya yang jauh lebih rendah.
Baca juga: Keberatan Dikabulkan, Grab Lolos dari Denda KPPU Rp 30 Miliar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.