Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpukul Pandemi, Pengusaha Mal Rugi Rp 200 Triliun

Kompas.com - 28/09/2020, 19:39 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Namun kini, ketika perekonomian terus melemah mengarah ke resesi dan dibarengi PSBB Jakarta yang kembali diperketat, maka situasinya diakui Alphonzus sangat berat.

"Sejak Maret (Covid-19 ditemukan di Indonesia), berarti sudah 6 bulan lebih kondisi defisit terus, ditambah masuk resesi ekonomi, wah ini situasinya memang sangat berat," ungkapnya.

Alphonzus mengatakan, saat PSBB Transisi diberlakukan di mana mal boleh buka dengan kapasitas kunjungan 50 persen, serta restoran dan kafe bisa melayani dine in, kapasitas itu saja belum bisa tercapai.

Apalagi, terlebih saat ini ketika PSBB diperketat.

Baca juga: Pengusaha Mal: Kami Sudah Defisit Besar-besaran

"Pada saat PSBB Transisi kurang lebih hanya terpenuhi 30-40 persen, sekarang pada PSBB pengetatan ini hanya tinggal tersisa sekitar 10-20 persen saja," kata dia.

Oleh sebab itu, kata dia, kondisi yang tengah dialami pengusaha mal dan peritel sangat berat. Pihaknya mengharapkan pemerintah bisa menaruh perhatian dengan memberikan bantuan yang bisa langsung dirasakan sektor ini.

"Sekarang peritel dalam keadaan defisit, babak belur. Jadi bantuan pemerintah harus yang efektif langsung pada peritel karena tidak ada waktu lagi, kita berlomba dengan waktu antara resesi dan daya tahan peritel," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com