Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS: Deflasi 0,05 Persen pada September 2020

Kompas.com - 01/10/2020, 11:42 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terjadi deflasi 0,05 persen pada September 2020, berdasarkan hasil pemantauan BPS di 90 kota inflasi.

Dengan begitu, tingkat inflasi tahun kalender menjadi 0,89 persen (year to date/ytd) dan 1,42 persen secara tahunan (year on year/yoy).

"Terjadi deflasi sebesar 0,05 persen pada september 2020, berarti deflasi berturut-turut selama 3 bulan, dari Juli-September. Juli deflasi 0,10 persen, Agustus 0,05 persen, dan September deflasi 0,05 persen," kata Kepala BPS, Suhariyanto dalam konferensi video, Kamis (1/10/2020).

Baca juga: Deflasi September Ditaksir 0,01 Persen

Dari 90 kota IHK, 56 kota terjadi deflasi, dan 34 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Timika sebesar 0,83 persen, dan deflasi terendah terjadi di Bukittinggi, Jember, dan Singkawang masing-masing 0,01 persen.

Sebaliknya, inflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar 1 persen, inflasi terendah terjadi di Pontianak dan Pekanbaru masing-masing 0,01 persen.

"Secara tahunan, inflasi sebesar 1,42 persen (yoy). Inflasi ini mengalami kenaikan dibanding Agustus yang sebesar 1,32 persen. Tapi kalau dibandingkan posisi Juli, inflasi September ini lebih rendah," ujar Suhariyanto. 

Berdasarkan kelompok pengeluaran, ada 4 kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau 0,37 persen.

Baca juga: BI: Awal September, Daging Ayam Ras hingga Emas Perhiasan Dongkrak Deflasi 0,01 Persen

Kemudian, pakaian dan alas kaki 0,01 persen; kelompok transportasi 0,33 persen; serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,01 persen.

Sebaliknya, masih ada kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi, yakni kelompok pendidikan sebesar 0,62 persen, perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,25 persen, serta perlengkapan perawatan rutin rumah tangga sebesar 0,15 persen.

Suhariyanto merinci, kelompok makanan, minuman dan tembakau terjadi deflasi sebesar 0,37 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,09 persen.

Ada beberapa komoditas yang dominan memberikan andil, yakni penurunan harga daging ayam ras dan telur ayam ras yang menyumbang deflasi 0,04 persen.

Lalu, turunnya harga bawang merah sehingga memberikan andil sebesar 0,02 persen, serta beberapa jenis sayuran, tomat, cabai rawit yang memberi andil sebesar 0,01 persen.

"Turunnya harga daging ayam ras terjadi di 67 kota IHK. Sementara penurunan harga telur ayam ras di 79 kota IHK. Penurunan terbesar di Kotabaru harganya turun 26 persen. Dan bawang merah turun di 75 kota IHK," papar Kecuk.

Baca juga: Harga-harga Komoditas Ini Turun, Agustus Alami Deflasi 0,05 Persen

Sedangkan, beberapa komoditas yang mengalami inflasi, antara lain harga minyak goreng dengan andil 0,02 persen dan bawang putih dengan andil 0,01 persen.

"Jadi karena banyak komoditas yang turun dibanding komoditas yang mengalami kenaikan harga, oleh karena itu kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi dengan andil 0,09 persen," sebutnya.

Kemudian, di sektor transportasi, terjadi deflasi 0,33 persen dengan andil kepada deflasi sebesar 0,04 persen. Komoditas yang paling dominan memberikan andil adalah penurunan tarif angkutan udara sebesar 0,04 persen.

"Penurunan tarif terjadi 40 kota IHK, dengan yang terbesar di Tanjung Pinang. Harga tiket turun 39 persen. Dan harga tiket di Pangkal Pinang turun sebesar 18 persen," pungkas Suhariyanto. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Whats New
Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Whats New
Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Whats New
Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com