Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Positif Covid-19, Harga Minyak Dunia Anjlok

Kompas.com - 03/10/2020, 14:55 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak anjlok lebih dari 4 persen pada akhir perdagangan Jumat (2/10/2020) waktu setempat atau Sabtu (3/10/2020) waktu Indonesia.

Harga minyak mengalami penurunan mingguan kedua beruntun.

Hal ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump dinyatakan positif Covid-19, mengguncang aset-aset berisiko ketika peningkatan produksi minyak mentah global mengancam pemulihan pasar yang lemah.

Baca juga: Trump Positif Covid-19, Harga Minyak Turun, Yen dan Dollar AS Melonjak

Dikutip dari Antara, Sabtu (3/10/2020), minyak mentah berjangka Brent untuk pegiriman Desember merosot 1,66 dolar AS atau 4,1 persen, menjadi menetap pada 39,27 dolar AS per barrel.

Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) terpangkas 1,67 dolar AS atau 4,3 persen, menjadi ditutup pada 37,05 dolar AS per barrel. 

Harga minyak Brent anjlok 7 persen pada minggu ini dan WTI merosot 8 persen. Kedua kontrak mencatat penurunan mingguan selama dua minggu berturut-turut.

Ketidakpastian seputar kesehatan presiden AS menambah serangkaian kegelisahan, termasuk laporan pengangguran AS yang lesu dan peningkatan pasokan dari produsen minyak dunia utama.

Baca juga: Donald Trump Positif Covid-19, Imbal hasil Obligasi AS Turun

“Ini merupakan minggu yang sulit, dan sekarang diagnosis presiden mengirimkan getaran ke seluruh pasar. Pandemi Covid-19 telah membebani pasar minyak lebih besar dari kelas aset lainnya," kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York.

Minggu ini menandai tonggak suram dari satu juta kematian dan beberapa negara memperketat pembatasan dan mempertimbangkan penguncian saat infeksi semakin cepat.

Pemulihan pasar tenaga kerja AS melambat pada September, ketika data penggajian non-pertanian meningkat 661.000 pekerjaan bulan lalu setelah naik 1,49 juta pada Agustus, kata Departemen Tenaga Kerja AS.

Pengumuman Trump bahwa dia dan Ibu Negara Melania Trump dinyatakan positif COVID-19 memicu aksi jual di pasar ekuitas di seluruh dunia.

Peningkatan pasokan juga membebani pasar. Perusahaan-perusahaan energi AS menambahkan rig minyak dan gas alam dalam minggu terakhir, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes Co, sinyal akan lebih banyak pasokan yang akan datang.

Kenaikan tersebut merupakan yang ketiga kali berturut-turut, dan terjadi ketika kenaikan harga dalam beberapa bulan terakhir mendorong beberapa produsen untuk mulai melakukan pengeboran lagi.

Baca juga: Harga Minyak Anjlok ke Level Terendah Sejak Mei, Kok Bisa?

Pasokan minyak mentah dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga naik pada September sebesar 160.000 barrel per hari (bph) dari bulan sebelumnya, berdasarkan survei Reuters. 

Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pasokan dari Libya dan Iran -- anggota OPEC yang dibebaskan dari pakta pasokan antara OPEC dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+.

Produksi Libya telah meningkat menjadi 270.000 barrel per hari, lebih besar dari perkiraan analis setelah pelonggaran blokade oleh Tentara Nasional Libya.

Pasar juga tertekan di tengah kekhawatiran tentang negosiasi yang sedang berlangsung antara Kongres dan Gedung Putih mengenai paket stimulus ekonomi tambahan untuk meningkatkan dukungan terhadap ekonomi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com