Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Tambahan Anggaran, Penyaluran Pupuk Subsidi Baru 70 Persen

Kompas.com - 05/10/2020, 17:07 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) telah menerima tambahan anggaran senilai Rp 3,14 triliun untuk kebutuhan pupuk bersubsidi di 2020. Nilai tersebut setara dengan penambahan 1 juta ton pupuk.

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan, dengan tambahan tersebut maka anggaran untuk subsidi pupuk menjadi sebesar Rp 29,76 triliun dari sebelumnya Rp 26,62 triliun.

Secara volume alokasi pupuk subsidi untuk tahun 2020 menjadi sebanyak 8,9 juta ton dari sebelumnya hanya 7,9 juta ton.

Penambahan anggaran ini pun turut mempengaruhi posisi realiasi penyaluran pupuk subsidi hingga 27 September 2020 menjadi sebesar 70,13 persen dari pagu anggaran.

Baca juga: Bio Farma Ajukan Proposal Rp 1 Triliun untuk Kembangkan Teknologi Vaksin

"Sehingga realisasi penyaluran sebelum revisi DIPA (Daftar Isian Pelaksana Anggaran) itu 80,65 persen, dengan revisi DIPA ini menjadi 70,13 persen," ungkapnya dalam rapat dengan Komisi IV DPR RI yang ditayangkan secara virtual, Senin (5/10/2020).

Secara rinci, volume penyaluran mencapai 6,4 juta ton. Terdiri dari pupuk urea 2,8 juta ton atau 70,13 persen dari alokasi 4,02 juta ton.

Pupuk SP-36 sebanyak 461.656 ton atau 76,94 persen dari alokasi 600.000 ton. Lalu pupuk ZA sebanyak 604.636 ton atau 71,13 persen dari alokasi 850.000 ton.

Kemudian pupuk NPK sebanyak 2,09 juta ton atau 78,03 persen dari alokasi 2,68 juta ton. Serta pupuk NPK formula khusus 3.166 ton atau 18,62 persen dari alokasi 17.000 ton, dan pupuk organik 421.157 ton atau 59,49 persen dari alokasi 720.000 ton.

Baca juga: Sri Mulyani Usul agar Investor ASEAN Buka Asuransi Umum di RI

"Untuk NPK, NPK formula khusus, dan organik diperkirakan cukup sampai dengan akhir Desember 2020, ini berdasarkan perhitungan dari komposisi atau penggunaan 5 tahun terakhir," ujar Sarwo.

Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengatakan, untuk Kementan bisa berinovasi agar penggunaan pupuk organik lebih dominan ketimbang pupuk kimia. Sehingga, kualitas lingkungan dan produk yang dihasilkan bisa terjaga.

"Dalam jangka pnjang, untuk pertanian tidak terus-menerus pupuk kimia, tapi bisa mandiri dengan kembangkan pupuk organik. Karena ini berkaitan dengan ketahanan lingkungan dan produk berkualitas, yang punya nilai jual tinggi dan nilai kesehatan yang tinggi," jelas dia.

Baca juga: Rapat Larut Malam Saat Weekend di DPR demi RUU Cipta Kerja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com