Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Penentu Keberhasilan Air Minum Dalam Kemasan di Pasar

Kompas.com - 06/10/2020, 12:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Candella Christie Erjanto, Richard Andrew, dan Carunia Mulya Firdausy

MENURUT Bank Dunia pada sebuah artikel yang ditulis oleh Fika Nurul Ulya di Kompas.com pada 25 Juni 2020, penyediaan air minum di negara masih tertinggal bahkan jika dibandingkan dengan Vietnam dan Filipina yang memiliki pendapatan per kapita lebih rendah.

Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menghadirkan air minum dalam kemasan (AMDK) yang diolah dengan berbagai variasi teknologi filtrasi air dari berbagai sumber yang berbeda pula.

Kehadiran AMDK ini tentu saja sangat membantu masyarakat dari berbagai lapisan agar dapat mengonsumsi air tanpa harus secara tradisional memasak air tersebut dengan harapan dapat mencegah penyakit yang datang akibat konsumsi air yang kurang bersih.

Adapun salah satu AMDK yang muncul mula-mula di Indonesia tahun 1973 adalah Aqua yang saat ini diikuti dengan berbagai merek kompetitor baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri seperti Evian dan Fiji.

Dilansir dari berbagai penelitian dan sumber ada banyak faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan untuk menggunakan sebuah produk. Beberapa di antara banyak faktor tersebut adalah harga, kemasan, merek, dan kualitas.

Baca juga: Upaya BUMD Kulon Progo Produsen Air Minum Kemasan untuk Bertahan di Masa Pandemi

Dari semua itu terdapat dua penentu yang dapat dikategorikan sebagai penentu keberhasilan AMDK di pasar, yakni keunggulan yang tertera kemasan dan harga yang dipersepsikan paling sesuai dengan keinginan konsumen.

Keunggulan yang tertera pada kemasan air minum tersebut mencakup ketersediaan merek.

Selain itu, kemasan, ketersediaan informasi seperti sumber mata air, ukuran dan anjuran tenggat waktu pemakaian, warna yang digunakan pada kemasan. Kemudian juga kemudahan yang terdapat pada kemasan seperti kemasan khusus olahraga, kemasan khusus segmen anak-anak, kemasan berlapis sebagai persepsi segel higienitas yang tinggi dan lain-lain.

Berbeda dengan kemasan, harga yang ditawarkan oleh AMDK haruslah sesuai dengan yang dipersepsikan oleh keinginan konsumen ditinjau dari nilai dari harga tersebut, rasionalitas harga, daya beli segmen secara umum, harga pesaing yang beredar dan kualitas bahan dari kemasan.

Harga AMDK dengan botol kaca tentu saja berbeda dengan yang menggunakan botol plastik seperti halnya harga yang dipasang untuk merek lokal jika dibandingkan dengan merek nasional atau bahkan merek global.

Berkaitan dengan hal tersebut setidaknya ada tiga rekomendasi untuk para peminat yang ingin masuk ke dalam pasar AMDK baru berkaitan dengan kemasan dan harga.

Pertama, pengembangan fasilitas produksi yang berkualitas tinggi pada perusahaan lokal baru di setiap propinsi.

Pengembangan fasilitas produksi yang berkualitas tinggi sangat dimungkinkan terutama di propinsi yang memiliki sumber mata air yang baik.

Untuk beberapa propinsi yang tidak memiliki sumber mata air yang berkualitas maka pengembangan dapat dilakukan dengan mengombinasikan proses daur ulang dari sistem sanitasi air yang canggih sehingga jumlah limbah air pada propinsi tersebut berkurang dan malah bisa menghasilkan air layak minum dari hal tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com