Mesin pun dapat diandalkan untuk tugas yang berulang, serta dapat diprogram dengan kecepatan dan skala.
Sementara, manusia terampil dalam pemikiran yang divergen dan menemukan solusi yang out-of-the-box. Hebat dalam menggunakan empati untuk menciptakan koneksi antar manusia lainnya.
Selain itu, fleksibel untuk melakukan pekerjaan yang menuntut pemahaman kontekstual dan penalaran yang masuk akal.
"Jadi mesin itu logika, pakai logaritma, tapi apakah mesin bisa berempati, bisa buat koneksi yang bisa rensonasi getaran-getaran antar manusia? Itulah softskill," ungkapnya.
Baca juga: Mantan Dirut Tersangkut Kasus Gratifikasi, Ini Kata BTN
Oleh sebab itu, Hermawan menekankan, untuk bisa mendorong pemasaran suatu produk atau jasa, perusahaan tak bisa hanya menyiapkan mesin tapi perlu juga sumber daya manusia yang baik.
Digitalisasi perlu dilakukan bersamaan dengan melatih kemampuan pekerja. Sebab, peran manusia bukan di belakang mesin, namun berdampingan dengan mesin.
"Siapkan perusahaan anda dengan training-training baru untuk manusia, mumpung belum tenologinya terpasang sepenuhnya, kalau enggak pemborosan dua kali. Anda tetap perlu training-training untuk pekerja yang baru," pungkasnya.
Baca juga: Cek Rekening, Subsidi Gaji 618.588 Pekerja Ditransfer Hari Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.