Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Amerika, Harta 50 Orang Terkaya Setara dengan 165 Juta Orang Paling Miskin

Kompas.com - 09/10/2020, 10:01 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

NEW YORK, KOMPAS.com - Beberapa kelompok usaha justru diuntungkan dengan adanya pandemi virus corona (Covid-19). Hal itu turut berpengaruh dalam kesenjangan yang terjadi di Amerika Serikat.

Berdasarkan data terakhir bank sentral, The Federal Reserve, harta kekayaan 50 orang terkaya setara dengan harta hampir seluruh populasi penduduk setempat.

Dikutip dari Bloomberg, Jumat (9/10/2020) data The Fed menunjukkan, peningakatan kesenjangan kekayaan baik dari segi ras, usia, dan kelas.

Baca juga: Kian Kaya di Tengah Pandemi, Jeff Bezos Jadi Orang Pertama di Dunia yang Hartanya Tembus Rp 2.940 Triliun

Sebanyak 1 persen orang terkaya di AS memiliki nilai kekayaan hingga 34,2 triliun dollar AS. Sementara 50 persen penduduk yang masuk dalam ketagori miskin, atau sekitar 165 juta orang, hanya memiliki kekayaan sebesar 2,08 triliun, atau 1,9 persen dari total nilai harta rumah tangga penduduk AS.

Berdasarkan Bloomberg Billionaire Index, sebanyak 50 orang terkaya di Negeri Paman Sam memiliki nilai harta hampir 2 triliun dollar AS. Jumlah tersebut melonjak 339 miliar dollar AS jika dibandingkan dengan awal tahun 2020.

Covid-19 telah berdampak signifikan terhadap angka kesenjangan di AS. Sebab, angka kehilangan pekerjaan di tingkat pekerja dengan pendapatan rendah cukup tinggi.

Umumnya, mereka yang kehilangan pekerjaan bekerja di sektor jasa. Selain itu, jumlah penduduk kulit berwarna yang terinfeksi atau meninggal akibat pandemi juga lebih besar.

Di sisi lain, banyak kalangan kelas menengah ke atas yang bekerja dari rumah, dengan nilai tunjangan hari tua yang meningkat setelah Kementerian Keuangan dan The Fed memompa stimulus baik ke perekonomian dan pasar keuangan.

Baca juga: Soal DPK yang Tinggi, Bankir: Nasabah Kaya Pilih Menabung daripada Investasi

Faktor lain yang menyebabkan kian senjangnya perekonomian AS lantaran sebagian besar penduduk Amerika tidak diuntungkan oleh naiknya harga saham. Eksposur pasar saham terhadap 90 persen penduduk AS telah menurun dalam hampir dua dekade belakangan.

Sejak memuncak, yakni menyentuh angka 21,4 persen di 2002, jumlah kelas menengah atas AS yang melakukan investasi lewat pasar saham telah turun 10 poin persentase.

Data The fed menunjukkan 1 persen orang terkaya di negara itu memiliki 50 persen ekuitas baik di saham maupun reka sana. Selain itu, 9 persen orang terkaya yang berada di level bawah memegang lebih dari sepertiga porsi ekuitas yang berada di pasar. Artinya, 10 persen orang terkaya di AS memiliki lebih dari 88 persen saham di pasar.

Millenial

Data The Fed juga menunjukkan, generasi milenial yang lahir di kisaran tahun 1981 hingga 1996 hanya memiliki 4,6 persen dari keseluruhan nilai kekayaan di AS. Meski mereka merupakan penyumbang tenaga kerja terbesar di negara itu, dengan total nilai tenaga kerja mencapai 72 juta orang.

Layaknya kondisi negara itu secara keseluruhan, harta kekayaan penduduk muda AS hanya terkonsentrasi di beberapa orang saja. Tiga milenial, yakni pendiri Facebook Mark Zuckerberg dan Dustin Moskovitz, serta pewaris Walmart Lukas Walton masing-masing memiliki kontrol atas setiap 40 dollar AS yang dihasilkan oleh kelompok generasi mereka.

Baca juga: Ternyata Ini yang Bikin Orang Kaya Makin Kaya

The Fed memperkirakan 10 persen rumah tangga teratas AS memegang 69 persen kekayaan, atau 77,3 triliun dollar AS, naik dari 60,9 persen saham pada akhir 1980-an.

Penduduk terkaya kaya hampir sepenuhnya berkontribusi atas peningkatan tersebut.

Sebanyak 1 persen penduduk terkaya memegang 30,5 persen kekayaan AS pada bulan Juni, naik dari 23,7 persen pada akhir 1989. Sementara itu, porsi kekayaan dari 50 persen penduduk termiskin telah turun dari 3,6 persen menjadi hanya 1,9 persen.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com