Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Pandemi, 27 Persen Pelaku Usaha Mulai Adopsi Teknologi Digital

Kompas.com - 10/10/2020, 15:17 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Danareksa Research Institute (DRI) mengemukakan, 27 persen pelaku usaha mulai mengadopsi internet dan teknologi informasi (TI) selama pandemi Covid-19 untuk kegiatan pemasaran.

Dalam laporannya bertajuk DRI's Pulse Check edisi Oktober 2020, penggunaan teknologi merupakan cara pelaku usaha beradaptasi untuk mempertahankan keberlangsungan usahanya.

"Sektor yang mulai menggunakan online marketing adalah jasa pendidikan 19,40 persen, industri pengolahan 7,90 persen, dan perdagangan 7,30 persen," tulis DRI dalam laporannya, Sabtu (10/10/2020).

Baca juga: Di Masa Pandemi, Transaksi Digital Naik dan Dibarengi Naiknya Kejahatan

Selain menggunakan media mainstream untuk bisnisnya, pelaku usaha juga beradaptasi melalui beberapa hal. Tercatat, 15 persen pelaku usaha melakukan diversifikasi usaha selama pandemi.

Beberapa sektor yang melakukan diversifikasi antara lain, industri pengolahan 21,97 persen, akomodasi 19,88 persen, dan perdagangan 16,71 persen.

"Sedangkan 5 persen pelaku usaha beralih ke sektor usaha yang berbeda," sebut laporan.

Adapun, adaptasi bisnis selama pandemi Covid-19 bertujuan agar pendapatan tak menurun begitu signifikan. Ada beberapa sektor yang terdampak penurunan paling besar, di antaranya adalah akomodasi 92,47 persen, dan transportasi 90,34 persen.

Sektor konsumer masih jaya

Sebaliknya, penjualan barang yang bersifat konsumsi kembali meningkat sejak Juni 2020. Sektor konsumer ini bertahan karena didukung oleh stimulus dari pemerintah selama pandemi Covid-19.

Pemerintah sendiri memberikan bantuan perlindungan sosial senilai Rp 204 triliun dan sudah terealisasi lebih dari 60 persen hingga awal september. Hal ini membuktikan sektor konsumer akan bertahan di tengah pandemi.

"Pertumbuhan sektor ini pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 9,8 persen, lebih tinggi dibanding sektor lainnya meskipun pertumbuhan ekonomi melemah," sebut laporan.

Baca juga: Pemerintah Dapat Setoran Pajak Rp 97 Miliar dari 6 Perusahaan Digital Asing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com