Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari 5 Kesalahan Investasi Ini Kalau Tak Mau Jatuh Miskin

Kompas.com - 11/10/2020, 15:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Setiap orang berinvestasi pasti ingin untung, bukan buntung. Tetapi seperti hidup, jalan investasi tidak selalu mulus. Pasti ada risikonya, dan terkadang harus mengalami kerugian karena beberapa faktor eksternal maupun internal.

Salah satu yang membuat investor rugi adalah akibat kesalahan yang dilakukannya. Bila tidak dihindari, kesalahan-kesalahan tersebut justru dapat memiskinkan investor.

Berikut ini beberapa kesalahan investasi yang seharusnya tidak dilakukan atau harus dihindari investor kalau mau untung, seperti dikutip dari Cermati.com.

1. Maunya untung cepat dan instan

Investasi atau kegiatan penanaman modal akan memberi keuntungan maksimal bila dilakukan dalam jangka panjang, lebih dari 5 tahun. Sayangnya banyak investor, terutama yang baru nyemplung investasi, tidak sabaran.

Baca juga: Ini Alternatif Investasi Menarik di Tengah Volatilitas Ekonomi

Maunya untung cepat dan instan, sehingga investasi dilakukan dalam jangka pendek. Biasanya hanya setahun, bahkan ada yang kurang dari itu.

Biasanya investasi jangka pendek, risikonya cenderung lebih besar ketimbang jangka panjang. Imbal hasil investasi rentan tergerus inflasi, karena nilainya bisa lebih rendah atau sama dengan tingkat inflasi tahunan.

Sementara investor dapat memperoleh imbal hasil yang lebih tinggi dari inflasi bila investasi dilakukan dalam jangka panjang.

2. Cuma sekadar ikut-ikutan tanpa tujuan jelas

Milenial sekarang sudah melek investasi. Melek sekadar ingin ikut-ikutan investasi. Biar dibilang kekinian. Tetapi sebetulnya tidak punya tujuan investasi.

Akhirnya asal pilih instrumen investasi. Tidak mengerti dan memahami apa dan bagaimana cara kerja instrumen investasi tersebut. Risikonya pun tidak tahu. Yang penting investasi, dapat untung cepat.

Padahal sejatinya tidak begitu. Seorang investor harus memiliki tujuan yang jelas. Investasi buat apa? Apakah untuk DP rumah, biaya pendidikan anak, biaya menikah, atau lainnya.

Target berapa tahun mengumpulkan uang lewat investasi. Dan pada usia berapa Anda harus mencapai target tersebut.

Dengan demikian, Anda akan betul-betul selektif dalam memilih instrumen investasi. Karena ingin hasil yang nyata, bukan main-main. Sehingga mempelajari betul seluk beluk instrumen tersebut, termasuk cara mengelola risikonya dengan tepat.

3. Ingin untung besar, tetapi risiko kecil

Ada istilah high risk, high return. Artinya risiko tinggi, keuntungan pun besar. Berarti risiko berbanding lurus dengan hasil investasi. Kalau risiko investasi rendah, umumnya keuntungan tipis atau kecil.

Sebagian investor, khususnya pemula dengan karakteristik mau untung cepat dan besar, tetapi risiko kecil. Jadi mudah sekali tergiur iming-iming manis imbal hasil tidak wajar dari perusahaan investasi.

Akhirnya masuk perangkap investasi ilegal. Uang yang sudah ditanam, dibawa kabur pemilik perusahaan investasi bodong. Bukannya dapat cuan banyak, malah kehilangan modal besar.

Baca Juga: Mahasiswa, Jajan Investasi Ini Biar Duit "Beranak Pinak"

4. Investasi hanya di satu instrumen

Kesalahan lain investor dalam berinvestasi adalah tidak melakukan diversifikasi. Hanya berkutat pada satu produk atau instrumen saja.

Diversifikasi dapat membantu melindungi keuangan Anda, jika sewaktu-waktu salah satu produk investasi mengalami kerugian atau untung tidak maksimal.

Pilih instrumen lain untuk melengkapi. Contohnya Anda sudah investasi emas yang terkenal dengan safe haven, cari peluang investasi lain yang lebih menantang, tinggi risiko, tapi return-nya juga besar, yakni investasi saham.

Jadi, kalau Anda sedang rugi di investasi saham, masih ada emas yang memberi keuntungan. Begitupun sebaliknya.

5. Terburu-buru dalam mengambil keputusan

Segala sesuatu yang terburu-buru, biasanya berakhir dengan kekecewaan. Begitupula dalam mengambil keputusan investasi.

Pertimbangkan dengan matang sebelum melangkah, misalnya sebelum memutuskan jual atau beli saham, taruh modal lebih besar di reksadana, atau lainnya.

Lakukan analisis lebih dahulu, sehingga dapat melakukan aktivitas investasi di waktu yang tepat. Memperoleh keuntungan maksimal, dan paling penting tidak salah langkah yang akan membuat Anda mengalami kebangkrutan.

Mulai Investasi dari Sekarang

Masa muda jangan disia-siakan. Manfaatkan waktu dan uang Anda untuk berinvestasi. Saat ini, investasi semakin mudah dan murah. Modal receh mulai dari Rp 500, Anda sudah bisa investasi emas online. Membuka reksadana pun mulai dari Rp 100 ribu saja.

Asalkan mau belajar mengenai instrumen investasi yang dipilih dan mengelola risikonya dengan tepat, Anda akan menikmati hasil investasi secara maksimal. Tunggu apalagi, investasi sekarang juga.

 

Artikel ini merupakan hasil kerjasama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Whats New
Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Whats New
Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Whats New
Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com