JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 menurunkan pendapatan hampir seluruh lini bisnis dan menimbulkan pelemahan ekonomi di seluruh dunia.
Tak heran, banyak pengangguran dan angka kemiskinan meningkat.
Baru-baru ini, Bank Dunia bahkan memprediksi tingkat kemiskinan ekstrem akan melonjak tajam di seluruh dunia tahun ini. Jumlahnya sekitar 115 juta orang.
Baca juga: Resesi, Jumlah Pengangguran dan Angka Kemiskinan Bakal Meningkat
Private Banker PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Wahyu Arianto mengatakan, investasi merupakan satu-satunya cara agar kita bisa bertahan saat dunia mengalami tingginya ketidakpastian, termasuk pada krisis akibat Covid-19 ini.
"Apa yang perlu kita lakukan dalam kondisi sekarang ini? Investasi. Sekarang ini banyak ketidakpastian. Sesuatu di dunia tidak ada yang pasti. Tapi bukan berarti kita menyerah, kita perlu baca pola untuk mengurangi risiko," kata Wahyu dalam Webinar ORI018 secara virtual, Senin (12/10/2020).
Akan tetapi, jangan sembarang investasi. Kamu perlu memahami trik-triknya agar tidak merugi. Pahami risiko dan sesuaikan dengan portofoliomu.
Setidaknya, kamu perlu memahami hal-hal di bawah ini.
Sebelum terjun berinvestasi, kamu harus memahami risiko tiap instrumen investasi yang kamu pilih. Ingat, jika kamu ingin mendapat return alias imbal hasil yang besar, risikonya pun akan sangat besar.
Biasanya, instrumen investasi dengan volatilitas tinggi berisiko besar. Contohnya saham.
Baca juga: Investasi ORI018, Cek Keuntungannya
Hal itu terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami gejolak akibat isu krisis hanya dalam waktu singkat.
"Volatilitasnya tinggi, Januari-Februari IHSG tembus 6.600. Di Maret bahkan menurun tajam menjadi 3.300, dalam waktu hanya 1 bulan. Tapi sekarang IHSG mulai pulih, sampai sempat menyentuh angka 5.200. Kemudian ada isu resesi, investor keluar lagi sehingga IHSG menurun," paparnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.