Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Saat Resesi Masih Cuan, Ini 3 Hal yang Perlu Diperhatikan

Kompas.com - 12/10/2020, 19:18 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 menurunkan pendapatan hampir seluruh lini bisnis dan menimbulkan pelemahan ekonomi di seluruh dunia.

Tak heran, banyak pengangguran dan angka kemiskinan meningkat.

Baru-baru ini, Bank Dunia bahkan memprediksi tingkat kemiskinan ekstrem akan melonjak tajam di seluruh dunia tahun ini. Jumlahnya sekitar 115 juta orang.

Baca juga: Resesi, Jumlah Pengangguran dan Angka Kemiskinan Bakal Meningkat

Private Banker PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Wahyu Arianto mengatakan, investasi merupakan satu-satunya cara agar kita bisa bertahan saat dunia mengalami tingginya ketidakpastian, termasuk pada krisis akibat Covid-19 ini.

"Apa yang perlu kita lakukan dalam kondisi sekarang ini? Investasi. Sekarang ini banyak ketidakpastian. Sesuatu di dunia tidak ada yang pasti. Tapi bukan berarti kita menyerah, kita perlu baca pola untuk mengurangi risiko," kata Wahyu dalam Webinar ORI018 secara virtual, Senin (12/10/2020).

Akan tetapi, jangan sembarang investasi. Kamu perlu memahami trik-triknya agar tidak merugi. Pahami risiko dan sesuaikan dengan portofoliomu.

Setidaknya, kamu perlu memahami hal-hal di bawah ini.

1. Pahami risiko

Sebelum terjun berinvestasi, kamu harus memahami risiko tiap instrumen investasi yang kamu pilih. Ingat, jika kamu ingin mendapat return alias imbal hasil yang besar, risikonya pun akan sangat besar.

Biasanya, instrumen investasi dengan volatilitas tinggi berisiko besar. Contohnya saham.

 

Baca juga: Investasi ORI018, Cek Keuntungannya

Hal itu terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami gejolak akibat isu krisis hanya dalam waktu singkat.

"Volatilitasnya tinggi, Januari-Februari IHSG tembus 6.600. Di Maret bahkan menurun tajam menjadi 3.300, dalam waktu hanya 1 bulan. Tapi sekarang IHSG mulai pulih, sampai sempat menyentuh angka 5.200. Kemudian ada isu resesi, investor keluar lagi sehingga IHSG menurun," paparnya.

2. Waktu

Selain memahami risiko dan return, kamu perlu memahami waktu. Waktu adalah komponen penting saat kamu membeli atau menjual aset, atau menentukan lamanya kamu berinvestasi.

"Itu komponen yang tidak bisa dipisahkan. Kalau mau investasi yang bagus, semakin lama kita berinvestasi, semakin lama tinggi. Tapi kembali lagi, di mana kita berinvestasi? Akan berbeda hasilnya," papar Wahyu.

3. Diversifikasi aset

Karena tingginya ketidakpastian, kamu perlu mendiversifikasi aset. Diversifikasi ini diperlukan jika kamu ingin mendapat hasil terbaik.

Sebab, di waktu-waktu tertentu, asetmu di instrumen yang berbeda bisa tetap baik-baik saja saat aset yang lain tengah menurun.

Baca juga: Hindari 5 Kesalahan Investasi Ini Kalau Tak Mau Jatuh Miskin

Kamu bisa mendiversifikasikan aset ke saham, emas, dan obligasi. Tentu saja, ada keuntungan yang berbeda-beda dari instrumen tersebut.

Di masa krisis misalnya, kamu bisa memilih emas atau obligasi yang diminati masyarakat karena risikonya cenderung rendah.

"Obligasi banyak macamnya, ada obligasi korporasi dan obligasi pemerintah. Obligasi pemerintah terbilang aman, karena jaminannya adalah negara kita. Apakah yakin negara akan bangkrut dlm 2-3 tahun ke depan? Hampir nol persen gagal bayarnya, dan bunganya lebih tinggi dari deposito," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com