Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibayangi Demo Tolak Omnibus Law, IHSG dan Rupiah Pagi Melemah

Kompas.com - 13/10/2020, 09:46 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka pada zona merah di awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Selasa (13/10/2020).

Melansir data RTI pukul 09.13 WIB, IHSG berada pada posisi 5.079,92. Angka tersebut turun 18,17 poin atau 0,36 persen dibanding penutupan hari sebelumnya pada level 5.093,09. IHSG terus melemah usai dibuka pada level 5.093,42.

Tercatat, sebanyak 88 saham melaju di zona hijau dan 190 saham melaju di zona merah. Sedangkan 145 saham lainnya bergerak stagnan.

Baca juga: Betah di Zona Hijau, IHSG Ditutup Positif

Nilai transaksi saham hingga saat ini telah mencapai Rp 983,7 miliar dengan volume mencapai 1.354 miliar saham.

Sementara itu, bursa saham Asia pagi ini juga bergerak di zona merah. Indeks Nikkei Tokyo melemah 30,6 poin atau 0,13 persen.  Selain itu, indeks komposit Shanghai turun 0,48 persen, dan indeks Strait Times Singapura menurun 0,11 persen.

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini meski sempat dibuka di zona hijau, namun beberapa saat kemudian melemah.

Dilansir dari data Bloomberg Pukul 09.40 WIB, rupiah berada di posisi Rp 14.747 per dollar AS, melemah 0,32 persen dibandingkan penutupan hari sebelumnya di level Rp 14.700.

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memperkirakan, rupiah hari ini berpotensi melemah dengan kisaran Rp 14.650 hingga Rp 14.800.

Ada beberapa indikator pelemahan rupiah. Menurutnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang bakal diumumkan siang ini mungkin tidak terlalu berpengaruh ke rupiah. Sebab banyak analis melihat BI tak akan mengubah kebijakan suku bunga acuan BI-7DRR.

Kemungkinan, rupiah akan lebih dipengaruhi oleh peristiwa demo penolakan omnibus law UU Cipta Kerja hari ini.

"Mungkin Rupiah akan mendapatkan market mover dari peristiwa dalam negeri hari ini. Pelaku pasar akan mewaspadai aksi demo yang terjadi. Demo yang terkendali bisa menopang rupiah dan sebaliknya," kata Ariston kepada Kompas.com, Selasa (13/10/2020).

Pelemahan rupiah juga terjadi dari sisi eksternal, yaitu soal stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS).

"Ketidakpastian stimulus fiskal AS bisa memberikan tekanan ke nilai tukar emerging markets yang notabene aset berisiko terhadap dollar AS hari ini," pungkasnya.

Baca juga: Mau Tukar Valas? Simak Kurs Rupiah di 5 Bank

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com