JAKARTA, KOMPAS.com - Selama masa pandemi, pola belanja masyarakat Indonesia telah mengalami pergeseran.
Menurut survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), transaksi belanja untuk bahan-bahan makanan meningkat tajam mencapai 51 persen. Namun, karena masyarakat diimbau menghindari tempat-tempat umum yang ramai, seperti pasar dan supermarket, maka mereka pun beralih ke platform digital.
Oleh sebab itu, sekitar 46 persen responden BPS mengaku membeli kebutuhan pokok melalui aplikasi belanja online.
Baca juga: Ada Corona, Konsumen Lazada Lebih Pilih Belanja Sayuran dan Alkes
Seiring meningkatnya tren belanja metode daring ini, perusahaan teknologi Dropezy meluncurkan layanan pengiriman berlanjut (recurring-based). Layanan ini berfokus pada bahan makanan dan kebutuhan rumah tangga.
Dropezy melayani pengantaran dalam jumlah mikro, yang memungkinkan konsumen untuk memesan mulai dari 1 produk saja, dengan ongkos kirim terjangkau.
Konsep ini sengaja dipilih untuk menyesuaikan dengan preferensi belanja konsumen di Indonesia, yang gemar dengan sistem langganan. Berdasarkan hasil riset Nielsen selama pandemi, 71 persen masyarakat Indonesia berbelanja makanan segar secara harian.
Dropezy hadir menjadi mitra belanja untuk membantu ibu rumah tangga dan ibu milenial yang bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan dengan lebih efisien.
Baca juga: Produksi Diklaim Melimpah, Masyarakat Diminta Konsumsi Sayuran Lokal
Mereka dapat mengandalkan Dropezy sebagai platform one-stop solution yang menyediakan beragam kebutuhan sehari-hari dan bahan makanan segar.
Konsumen hanya perlu melakukan pemesanan melalui website Dropezy.com pada H-1. Dropezy memberlakukan jaminan pengiriman, dimana pesanan akan diantarkan secara contactless di hari berikutnya.
“Belanja kebutuhan pokok setiap hari tidak hanya membuang waktu, namun juga uang dan tenaga. Melalui Dropezy, para konsumen bisa memesan semua produk yang mereka butuhkan secara online, dari rumah masing-masing," kata Chandni Chainani, Co-founder Dropezy dalam keterangan tertulis, Selasa (13/10/2020).
Chandini menuturkan, pihaknya menerapkan ongkos kirim yang sangat terjangkau, dan bahkan gratis untuk transaksi tertentu, agar konsumen tidak perlu khawatir untuk memesan berkali-kali, walaupun dalam kuantitas kecil.
Untuk menjamin kualitas serta kesegaran buah dan sayur, Dropezy mengambil produk langsung dari para petani, pasar tradisional, serta distributor B2B.
Untuk produk non-makanan, perusahaan ini bermitra langsung dengan distributor resmi dan hanya mengambil produk-produk yang memenuhi standar tinggi.
Baca juga: Peluang Usaha di Tengah Pandemi, Penjualan Sayuran Online Melonjak
“Karena model distribusi kami menyalurkan produk langsung dari distributor ke konsumen, Dropezy bisa menerapkan strategi harga yang kompetitif. Kami ingin menjadi platform yang berkelanjutan, dimana kami memberikan harga terbaik untuk menarik sebanyak mungkin konsumen, tanpa perlu melakukan ‘bakar uang’,” ungkap Nitesh Chellaram, Co-founder Dropezy.
Ke depannya, Chandni dan Nitesh berencana untuk menghadirkan beberapa inovasi baru, di antaranya adalah peluncuran aplikasi, slot pengantaran yang lebih variatif, dan sistem belanja berbasis langganan.
Dengan sistem ini, konsumen bisa menjadwalkan produk-produk apa saja yang ingin diantarkan secara harian, mingguan, atau bulanan.
Pembayaran biaya langganan akan dipotong secara otomatis dari saldo konsumen, sehingga lebih praktis dan hemat waktu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.