Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Para Milenial Berani Mulai Bisnis Minuman Kopi di Tengah Pandemi

Kompas.com - 13/10/2020, 12:43 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berani dan tidak menunda-nunda untuk merealisasikan mimpi memiliki bisnis, menjadi prinsip kedua milenial ini, Benedicta Alvinta dan Gilang Gagastama.

Saat banyak pelaku usaha tengah berjuang untuk mempertahankan kelangsungan bisnisnya karena tekanan pandemi, tapi mereka berdua malah berani mengambil risiko untuk memulai bisnis minuman kopi.

Pandemi memang memberi dampak buruk ke perekonomian, tapi Vinta dan Gilang tetap saja bisa melihat ada peluang usaha yang tersedia di sana.

Baca juga: Mengintip Bisnis Kopi di Tengah Pandemi, Menggeliat?

Sejak pandemi, konsumsi minuman kopi dalam kemasan botol trennya meningkat. Jika di masa normal banyak orang datang ke kafe untuk menikmati kopi, di masa pandemi masyarakat umumnya menghindari hal tersebut.

Ini seiring pula dengan kebijakan pemerintah yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa daerah, khususnya Jakarta.

Di sisi lain, kebiasaan minum kopi di sela aktivitas sudah menjadi gaya hidup bagi generasi muda. Peluang inilah yang segera di ambil mereka dengan menawarkan kopi dalam kemasan botol yang siap diantarkan langsung ke konsumen.

"Sejak pandemi, kami melihat marak minuman kopi dalam kemasan botol. Mungkin ini juga terpengaruh PSBB yang membuat penikmat kopi sulit dine-in, sedangkan saat ini kopi sudah menjadi lifestyle. Kebiasaan bekerja di kantor dengan ditemani kopi juga beralih menjadi WFH (work from home) yang ditemani kopi," ungkap Vinta kepada Kompas.com, Selasa (13/10/2020).

Baca juga: Indonesia Ekspor 16,65 Ton Kopi ke Australia Senilai Rp 1,34 Miliar

Vinta dan Gilang memutuskan memulai bisnis pada Agustus 2020 dengan membangun brand minuman kopinya yang diberi nama Tipse Coffee. Mereka memulai dengan sistem bisnis rumahan, mencari dan meracik sendiri varian minumannya.

Modal awal yang dibutuhkan cukup ramah untuk kantong yakni Rp 1 juta-Rp 3 juta, yang diperuntukkan membeli bahan baku minuman dan peralatan lain, seperti kemasan botol.

"Dengan sistem homemade justru kami bisa meminimalkan modal yang keluar karena tidak perlu sewa tempat, membayar listrik, dan pengadaan properti lainnya," imbuhnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com