Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Para Milenial Berani Mulai Bisnis Minuman Kopi di Tengah Pandemi

Kompas.com - 13/10/2020, 12:43 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

 

Lewat racikan mereka berdua maka lahirlah dua varian dari Tipse Coffee. Varian Meisce Coffee, kopi yang bercampur dengan whisky dan varian Ramona Choco, percampuran antara dark choco dan rum.

Yap! Vinta dan Gilang memilih berinovasi dengan jenis minumannya yang bercampur alkohol. Ini memang sejalan dengan sasaran pasar mereka yakni generasi muda yang senang dengan minuman beralkohol dan kopi.

Tentunya kadar alkohol dalam minuman yang ditawarkan mereka berdua cukup rendah, sebab tujuannya memang untuk bisa dikonsumsi ketika bersantai, bahkan saat beraktivitas.

"Kami memilih mengadopsi irish coffee dan choco rum karena minuman ini kami rasa cenderung diterima di pasar anak muda. Varian ini kami pilih untuk membedakan dengan kopi susu gula aren yang saat ini marak," jelas Gilang.

Baca juga: Mengintip Cara Pengusaha Kopi Tetap Cuan di Tengah Pandemi

Dalam pemasarannya, mereka mulai dengan mengandalkan relasi yakni strategi kabar dari mulut ke mulut (mouth-to-mouth). Selain itu, melalui online lewat media sosial instagram dengan akun @tipse.coffee, mengingat gaya hidup generasi masa kini yang lebih menyukai belanja online.

Memang usia bisnis mereka berdua terbilang masih belia, hitungannya hingga saat ini baru berjalan sekitar dua bulan. Tapi setidaknya bisnis Tipse Coffee terus bertumbuh, dengan kini penjualan mencapai 50-100 botol per bulan.

"Kami juga tidak mematok target tinggi dalam penjualan, karena melihat daya beli juga saat ini sedang rendah. Omzet kami bulanan Rp 3 juta-Rp 5 juta," ungkap Gilang.

Seperti pebisnis pada umumnya, Gilang memastikan ke depannya mereka berencana untuk semakin mengembangkan bisnis minuman kopinya. Target terkini, yakni memperluas pemasaran dengan bisa diakses konsumen lewat Gofood dan Grabfood untuk wilayah Jakarta dan Yogyakarta.

"Selain itu, ke depan bakal ada varian lain dalam jangka pendek ini. Saat ini masih proses development rasanya," kata dia.

Baca juga: Terimbas Covid-19, Ini 3 Tips untuk Pengusaha Kopi agar Bisnis Tumbuh

Analisa Peluang dan Berani Memulai Bisnis

Vinta dan Gilang merupakan contoh dari generasi muda yang berani mengambil langkah berbisnis di tengah tekanan ekonomi. Sebab mereka mampu menganalisa peluang yang ada dan berani untuk mengeksekusinya.

Vinta bilang, dalam memulai bisnis perlu diawali dengan perencanaan jangka pendek dan panjang yang dipersiapkan dengan matang. Namun jangan menunggu terlalu lama untuk merealisasikannya, apalagi jika produk yang dijual cenderung mengikuti tren, bukan kebutuhan pokok.

"Karena sebenarnya yang paling penting dalam berbisnis adalah eksekusinya," katanya.

Oleh sebab itu Vinta menekankan, bagi para generasi muda yang masih ragu merealisasikan ide berbisnisnya, untuk tak lagi menunda-nunda. Ambil peluang bisnis yang ada dan segera realisasikan.

"Karena berbisnis adalah learning by doing, kalau tidak melakukan maka tidak akan tahu celahnya. Memulainya juga tidak perlu muluk-muluk yang penting tekun, mulai dari R&D (riset) hingga mencari pasar baru," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com