Berita BRISyariah menjadi bank survivor membuat harga sahamnya melesat di perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada Selasa (13/10/2020).
Mengutip data RTI pukul 12.09 WIB, harga saham BRIS naik 225 poin atau 25 persen di level Rp 1.125 per unit dari Rp 920 pada pembukaan perdagangan pagi ini.
Nilai transaksinya pun hampir menyentuh angka Rp 1 triliun, yakni sebesar Rp 981,06 miliar dengan volume mencapai 908,01 juta saham. Tak ayal, BRIS menjadi salah satu top gainers pada perdagangan sesi I ini.
2. Potensi jadi top 10 bank syariah global
Ketua Project Merger Officer Hery Gunardi mengatakan, tujuan penggabungan bank syariah Himbara ini agar Indonesia bisa memiliki bank syariah yang besar dan dapat bersaing di kancah global.
Dengan merger, bank syariah di Indonesia ini berpotensi jadi top ten bank syariah global dari segi kapitalisasi pasar (market cap).
Baca juga: Menaker Sebut UU Cipta Kerja Cermin Solidaritas kepada Industri Kecil
Diperkirakan dengan penggabungan itu, maka bank syariah ini akan memiliki total aset sebesar Rp 220 triliun sampai Rp 225 triliun.
Angka itu didapat dari posisi aset tiga bank syariah anak usaha Bank BUMN dan satu UUS BTN per Juni 2020.
Aset terbesar dimiliki PT Bank Syariah Mandiri dengan total aset sebesar Rp 114,4 triliun pada Juni 2020 atau meningkat 13,26 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy).
Kemudian disusul dengan BNI Syariah dengan aset Rp 50,78 triliun atau tumbuh 17,8 persen yoy dan BRI Syariah tumbuh 34,7 persen yoy sebesar Rp 49,6 triliun. Adapun aset UUS BTN Rp 31,09 triliun atau tumbuh 6,5 persen yoy.
Baca juga: Tony Fernandes: Ini Tantangan, Kami Akan Bangkit Kembali
“Tentunya ini akan menempati posisi sekitar 7 atau 8 perbankan top ten di Indonesia. Jadi cukup bagus posisinya,” ujar Hery yang juga menjabat sebagai Plt Direktur Utama Bank Mandiri itu pada Selasa (13/10/2020).
Merger juga berpotensi membuat aset bank syariah memiliki aset Rp 390 triliun di tahun 2025 mendatang.
Selain total aset, mergernya tiga bank syariah BUMN itu akan mampu menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 272 triliun dan pendanaan Rp 330 triliun.
Baca juga: Rencana di Balik Penggabungan Bank Syariah Pelat Merah