JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 memberikan pukulan telak kepada hampir seluruh negara di belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Ini terefleksikan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi RI kuartal II-2020 yang negatif 5,32 persen.
Namun, Oxford Business Group (OBG) menyebutkan, Indonesia akan mengalami pemulihan perekonomian lebih cepat ketimbang anggota G20 yang berisikan 19 negara dengan perekonomian terbesar dunia.
Berdasarkan hasil laporan OBG bertajuk Covid-19 Response Report (CRR), laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada 2021 diproyeksi hanya akan kalah oleh China dan Inggris.
CEO OBG Andrew Jeffreys mengatakan, ekonomi Indonesia memiliki prospek yang cerah meskipun dibebani turunnya permintaan pasar dalam dan luar negeri dalam beberapa bulan terakhir.
Hal itu didukung oleh IMF yang memproyeksikan Indonesia menjadi satu dari tiga negara G20 yang akan mencatatkan peningkatan laju pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) produk domestik bruto (PDB) yang positif pada tahun 2020 -2021
CAGR Indonesia dipreksdi tumbuh hingga 2,9 persen pada 2020-2021, hanya kalah oleh China yang mencapai 4,5 persen.
Menurut Andrew, pemulihan ekonomi Indonesia tersebut tertolong oleh China.
“Sebagai mitra dagang bilateral utama Indonesia dan sumber FDI terbesar kedua, China akan memainkan peran utama dalam mendorong pemulihan perekonomian. Kami juga berharap beberapa kebijakan reformasi yang telah diterbitkan oleh pemerintah sebelum terjadinya pandemi Covid-19 dapat membantu meningkatkan lingkungan bisnis di Indonesia dan meningkatkan investasi asing,” ujar Andrew dalam siaran pers, Rabu (14/10/2020)
OBG memproyeksi, pada 2021 PDB riil Indonesia akan tumbuh hingga 6,1 persen.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa sektor industri konstruksi juga diproyeksi masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Meskipun Fitch Ratings merevisi perkiraan pertumbuhan tahunan sektor konstruksi Indonesia dari 4,9 persen menjadi 2,1 persen, OBG meyakini industri ini dapat mengungguli ekonomi secara luas.
"Pemerintahan Jokowi bertujuan untuk merealisasikan proyek konstruksi atara tahun 2020 dan 2024 untuk memperkuat ekonomi," tulis OBG.
OBG juga menyambut baik berbagai kebijakan fiskal dan moneter yang dikeluarkan pemerintah. Kebijakan-kebijakan seperti relaksasi kredit hingga pemulihan ekonomi nasional (PEN) dinilai mampu mempertahankan stabilitas ekonomi makro.
"Kebijakan fiskal dan moneter yang jitu dan luas telah dikeluarkan oleh pemerintah dan Bank Indonesia," tulis laporan OBG yang bekerja sama dengan Mowilex Indonesia itu.
Baca juga: Moeldoko: UMKM Motor Utama Ekonomi Indonesia di Masa Pandemi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.