Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana K-Pop dan K-Drama Pengaruhi Ekonomi Korsel?

Kompas.com - 15/10/2020, 07:45 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Korea Selatan (Korsel) menjadi salah satu negara yang gencar memanfaatkan industri kreatif dalam meningkatkan perekonomian.

Lewat popularitas korean wave atau budaya pop Korsel, seperti k-pop dan k-drama, Negeri Gingseng ini memasarkan produknya secara global.

Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi menjelaskan, perekonomian Korsel saat ini tidak lagi pada tahap mengandalkan industri manufaktur, melainkan sudah masuk ke sektor jasa, industri kreatif, dan digitalisasi. Hal ini didukung dengan tingginya popularitas budaya pop Korsel.

Baca juga: Erick Thohir: 2 Investor dari China dan Korsel Minati Proyek NIkel Senilai Rp 294 Triliun

"Sejak tahun 2000-an korean wave mendunia, dengan k-pop dan k-drama, jadi itu mereka kapitalisasi untuk meningkatkan ekspor dari produk-produk Korsel," ujarnya dalam webinar Core: Kreativitas dan UMKM Ala Korea Selatan, Rabu (14/10/2020).

Strategi K-Brand

Ia menjelaskan, pemerintah Korsel memiliki strategi K Brand dalam pemasaran produk-produk negara tersebut.

Branding dengan istilah 'K' ini dilakukan mulai dari membidik penggemar k-pop dan k-drama, yang memang tengah populer secara global.

Teorinya, lanjut Umar, ketika seseorang sudah tertarik dengan k-pop dan k-drama, maka ia akan berusaha memiliki merchandise atau barang yang berkaitan dengan idolanya, baik itu penyanyi atau yang disebut idol, maupun aktris/aktor dalam drama.

Tak cukup di situ, ketika sudah masuk ke korean wave, maka seseorang tersebut akan tertarik untuk mengenal budaya Korsel lebih jauh, termasuk produk-produk kreatifnya. Misalnya, seperti baju tradisional Korsel.

Kemudian, seseorang tersebut akan lebih banyak mengenal produk-produk yang merupakan buatan Korsel hingga pada akhirnya berkeinginan untuk memilikinya. Pemasaran produk ini juga seringkali dijumpai dalam industri k-pop dan k-drama.

"Jadi berikutnya orang tersebut akan merasa dekat (dengan Korsel) dan berkeinginan beli produk-produk dari industri Korsel, misalnya mau beli hp belinya Samsung dan mobil belinya Hyundai," jelas dia.

Strategi yang dilakukan pemerintah Korsel ini dinilai efektif dalam mendorong perekonomian negara tersebut.

 

Baca juga: Perusahaan Garmen Korsel Relokasi Pabrik dari China ke Pati

Umar bilang, dalam menjalankan strategi K Brand, Korsel melakukan kurasi produk, peningkatan kualitas, dan promosi produk dalam berbagai ajang internasional.

"Jadi semuanya ada istilah 'K', itu jadi branding global yang luar biasa," kata dia.

Hasil dari strategi ini setidaknya tecermin dari kinerja penjualan k-products yang mencapai 52,5 miliar KRW atau sebesar 45,6 juta dollar AS pada tahun 2019.

Selain itu, terjadi peningkatan visibilitas k-products terutama di kawasan Amerika dan Asia.

"Strategi ini memang lebih efektif, dari sisi mindset. Dan ini adalah sesuatu yang memang di sengaja, di desain oleh Korsel, bukan yang terjadi tanpa sengaja," ujarnya.

Kualitas yang Baik

Di sisi lain, lanjut Umar, ada peranan penting pula dari pada pelaku usaha di Korsel, baik dari tingkat UMKM hingga pengusaha besar. Di mana produk yang dihasilkan para pelaku usaha memiliki kualitas yang baik, sehingga sangat diterima di pasar global.

Umar mengatakan, pada pelaku usaha Korsel ketika memulai berbisnis memang sudah memikirkan untuk bisa memasarkan produk hingga ke global, bukan hanya lokal. Oleh sebab itu, kualitas produknya memang dibuat sesuai standar internasional.

"Pikirannya itu selalu dari awal global market. Menurut saya mindset ini penting, supaya kualitas produknya terus-menerus terjaga sehingga kompetitif di pasar global, bukan hanya lokal," tutup Umar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com