Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor RI Naik Jadi 11,56 Miliar Dollar AS, Terbesar dari Jepang

Kompas.com - 15/10/2020, 13:39 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia mencapai 11,57 miliar dollar AS pada September 2020. Nilai impor tersebut naik 7,71 persen dibandingkan Agustus 2020.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, naiknya impor terjadi pada impor migas maupun non migas. Tercatat, impor migas naik 23,50 persen menjadi 1,17 miliar dollar AS, sementara impor non migas naik 6,18 persen mencapai 10,40 miliar secara bulanan (month to month/mtm).

Namun bilang dibandingkan September 2019 (year on year/yoy), keduanya turun masing-masing 26,31 persen dan 17,94 persen.

"Impor meningkat karena adanya kenaikan impor migas dan non migas. Meski dibandingkan September 2019, impor masih turun 18,88 persen," kata Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (15/10/2020).

Baca juga: Kenapa RI Begitu Bergantung Impor BBM dari Negara Semungil Singapura?

Suhariyanto menyebut, peningkatan impor nonmigas terbesar adalah golongan mesin dan peralatan mekanis. Nilainya mencapai 104,2 juta dollar AS. Sedangkan penurunan tersebut adalah golongan bijih, terak, dan abu logam senilai 24 juta dollar AS.

Menurut penggunaan barang, impor konsumsi mengalami penurunan sebesar 6,12 persen (mtm) dan 20,38 persen (yoy). Impor bahan baku/penolong masih meningkat 7,23 persen (mtm), meski secara tahunan masih menurun 18,96 persen.

Beberapa komoditas bahan baku/penolong yang mengalami penurunan impor, antara lain gandum dari Ukraina , raw sugar dari Thailand, dan lain-lain. Sama seperti bahan baku, impor barang modal secara bulanan masih meningkat 19,01 persen, meski secara tahunan menurun 17,22 persen.

"Kita berharap kenaikan impor bahan baku dan barang modal (secara bulanan) berdampak positif terhadap geliat industri dalam negeri, dan berpengaruh pada PMTB atau investasi dalam Pertumbuhan ekonomi," ujar pria yang akrab disapa Kecuk ini.

Dia merinci, peningkatan impor terbesar berasal dari Jepang, yakni sebesar 208,3 juta dollar AS. Kemudian diikuti oleh Korea Selatan sebesar 150,5 juta dollar AS, China 148,6 dollar AS, Ukraina 77,5 juta dollar AS, dan Singapura 62,5 dollar AS.

Pangsa impor pada September 2020 ini tidak berubah. Impor utama berasal dari China sebesar 3,51 miliar dollar AS dengan persentase 33,73 persen dari total impor, diikuti Jepang sebesar 0,77 miliar dollar AS, dan Singapura 0,62 miliar dollar AS.

"Secara kumulatif Januari-September (year to date/ytd), nilai impor Indonesia mencapai 103,68 miliar dollar AS. Dibanding periode yang sama tahun 2019, nilai impor turun 18,15 persen. Penurunan terjadi pada golongan barang konsumsi (9,36 persen), bahan baku/penolong (18,86 persen), dan barang modal (19,83 persen)," pungkas Kecuk.

Baca juga: Kementan Bantah UU Cipta Kerja Perluas Impor Pangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com