Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Penuhi Kebutuhan PLTG Tambak Lorok, PGN Siap Salurkan Gas dari Lapangan Kepodang

Kompas.com - 15/10/2020, 16:35 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) melalui Saka Energi Muriah Ltd (SEML) siap menyalurkan gas dari Lapangan Kepodang untuk pemenuhan kebutuhan gas Pembangkit Listrik Tambak Lorok Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

“Secara operasional, pengaliran gas dari Lapangan Kepodang siap untuk dilaksanakan,” ujar Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis, Syahrial Mukhtar, Kamis (15/10/2020).

Untuk itu, lanjut Syahrial, pengaliran gas dari Lapangan Kepodang diperlukan secepatnya dalam rangka melakukan performance test atas kinerja sumur dan surface production facility.

Baca juga: Cegah Diskriminasi di Lingkungan Kerja, PGN Raih Penghargaan K3

Syahrial menjelaskan, Lapangan Kepodang berpotensi memproduksi gas bumi dengan rata-rata volume kurang lebih sebesar 15 Billion British Thermal Unit per Day (BBTUD).

Hasil produksi ini terhitung selama periode penyaluran 37 bulan sejak pengaliran gas yang pertama kali (Gas In).

Syahrial juga menyampaikan, Lapangan Kepodang Wilayah Kerja (WK) Muriah memang direncanakan kembali diaktivasi.

Baca juga: PGN Berkomitmen Dukung Kemajuan Industri Baja Dalam Negeri

Adapun tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik Tambak Lorok dan pemenuhan gas bumi bagi pelanggan industri di Jateng.

“Dari blok tersebut, diperkirakan volume gas bumi harian rata-rata kurang lebih sebesar 10-20 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD),” ujar Syahrial.

Lebih lanjut Syahrial menjelaskan, Saka Energi juga berencana akan memperbaiki portofolio perusahaan dengan melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di WK Muriah.

Pengaliran gas bumi dengan skema PJBG

Syarial mengatakan, untuk mendukung pengaliran gas bumi Kepodang–Tambak Lorok akan direncanakan dengan skema Perjanjian Jual Beli Gas Bumi (PJBG) antara PGN dan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Saat ini, lanjut Syahrial, SEML sedang dalam proses pengajuan alokasi dan harga gas ke Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas dengan skema tersebut.

“Di sisi lain, kami juga masih menunggu persetujuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),” ungkap Syahrial, seperti dalam keterangan tertulisnya yang Kompas.com terima.

Baca juga: Lapangan Gas Kepodang Siap Beroperasi Kembali

Pasalnya lewat persetujuan tersebut, penyaluran gas ke pembangkit listrik Tambak Lorok mendapatkan manfaat Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM 91K/ 2020, sehingga dapat mendorong produksi listrik yang lebih efisien.

Terkait Pipa Transmisi Kalimantan Jawa (Kalija I) yang dikelola PT Kalimantan Jawa Gas (KJG) Syahrial menyebutkan, perusahaan ini siap menyalurkan gas dari Lapangan Kepodang ke pembangkit listrik Tambak Lorok dengan panjang kurang lebih 201 kilometer (km).

“Selama ini KJG menyalurkan gas bumi yang keseluruhannya disalurkan untuk memenuhi kebutuhan energi PLN Tambak Lorok,” katanya.

Baca juga: PLN Belum Rencana Bangun Sendiri Pipa Gas Kepodang-Tambak Lorok

Penyaluran gas ini juga turut dimanfaatkan untuk kebutuhan listrik nasional.

“Dengan infrastruktur yang dimiliki tersebut, diharapkan dapat menjadi kunci agar penyaluran gas bumi berjalan lancar dan aman,” ujar Syahrial.

Momentum bagi KJG dan Saka Energi

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PGN, Suko Hartono menambahkan, dengan kembali diaktifkannya Lapangan Kepodang menjadi momentum bagi PT Kalimantan Jawa Gas (KJG) dan Saka Energi.

Baca juga: Hingga Agustus 2020, Realisasi Belanja PGN Capai 123 Juta Dollar AS

Pasalnya, keduanya merupakan bagian dari subholding gas yang mendukung percepatan monetisasi hulu Lapangan Kepodang. Hal ini sekaligus sebagai upaya menjaga ketahanan energi nasional.

Suko menyampaikan, dukungan dari seluruh stakeholder terhadap monetisasi gas bumi di Lapangan Kepodang juga penting, agar kebermanfaatannya dapat optimum bagi produktivitas sektor kelistrikan di Jateng.

“PGN akan terus menguatkan bisnis distribusi dan transmisi gas bumi, serta berupaya untuk terus memberikan excellent service kepada pelanggan di seluruh sektor,” ujar Suko.

Baca juga: PGN SAKA Percayakan Pengembangkan Lapangan Sedayu kepada SDM Lokal

Dengan kembali produksinya Lapangan Kepodang, Suko berharap dapat memperkuat portofolio PGN sebagai Subholding Gas.

“Ini merupakan wujud nyata dukungan dalam menjaga lifting migas nasional," tutup Suko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com