Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi Investasi di Tengah Kondisi Ekonomi yang Tidak Pasti

Kompas.com - 15/10/2020, 17:08 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Investasi di tengah kondisi pasar yang bergejolak tentunya cukup mengkhawatirkan.

Namun, untuk meminimalisir potensi kerugian, ada baiknya untuk tidak meletakkan seluruh telur dalam satu keranjang.

Head of Wealth Management & Premier Banking Bank Commonwealth Ivan Jaya mengatakan, kondisi ini terjadi akibat dari risiko geopolitik, yakni pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) pada November mendatang.

Baca juga: Ini Efek Positif UU Omnibus Law Terhadap Investasi Reksa Dana

Salah strategi investasi yang dibutuhkan bagi investor adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio investasi sesuai dengan profil risiko masing-masing.

Selain itu, upaya untuk menurunkan risiko investasi adalah dengan memilih reksa dana saham offshore.

Investor dapat memilih untuk berdiversikasi secara geografis alokasi investasi ke luar Indonesia melalui reksa dana saham offshore syariah. Melalui reksa dana ini, investor dapat mendiversifikasi investasinya ke negara maju seperti AS, China, dan negara-negara Asia Pasifik lainnya,” kata Ivan dalam siaran pers, Kamis (15/10/2020).

Kondisi ekonomi global saat ini masuk tahap pemulihan setelah pada semester pertama tahun 2020 menghadapi pukulan yang berat akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Investasi Saat Resesi Masih Cuan, Ini 3 Hal yang Perlu Diperhatikan

Dengan dilakukannya pelonggaran pembatasan wilayah dan pembukaan kembali bisnis, roda ekonomi sudah berangsur bergerak kembali.

Begitu pula dengan kondisi ekonomi domestik, Kementerian Keuangan pada akhir September lalu memproyeksikan ekonomi kuartal III masih terkontraksi sekitar -2,9 persen hingga -1,0 persen, walaupun masih terkontraksi namun sudah tidak sedalam kuartal II yang terkontraksi -5,32 persen secara tahunan. 

“Ini menandakan adanya pemulihan. Selain itu, pada kuartal III ini juga pemerintah Indonesia berusaha untuk memberikan stimulus mendorong ekonomi Indonesia bertumbuh positif dari sebelumnya,” jelas CEO Mandiri Investasi Alvin Pattisahusiwa.

Riset dari perusahaan jasa keuangan multinasional Charles Schwab, menunjukkan secara historis ketidakpastian akibat pemilu di AS mencatatkan tren positif bagi pasar saham AS.

Kinerja indeks saham S&P 500 mencatatkan pertumbuhan positif pada saat-saat pemilu.

Dengan demikian kondisi saat ini cenderung netral dengan menyeimbangkan porsi di setiap aset kelas tanpa deviasi.

 

Baca juga: Hindari 5 Kesalahan Investasi Ini Kalau Tak Mau Jatuh Miskin

Menurut dia, untuk investor dengan profil risiko moderat dapat menempatkan investasinya dengan porsi di reksa dana saham 15 persen, reksa dana pendapatan tetap atau obligasi 30 persen, dan reksa dana pasar uang 55 persen.

Sementara bagi investor dengan profil risiko growth dapat menempatkan investasinya dengan porsi di reksa dana saham 60 persen, reksa dana pendapatan tetap atau obligasi 20 persen, dan reksa dana pasar uang 20 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Work Smart
Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com