Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Transaksi Digital Diperkirakan Berlanjut Pasca-Pandemi

Kompas.com - 15/10/2020, 22:27 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Country Manager of PT Mastercard Indonesia Navin Jain mengatakan, pandemi Covid-19 telah mengurangi penggunaan uang kartal dan beralih ke nontunai (cashless).

Hal ini terjadi lantaran pembayaran secara digital baik menggunakan kartu debit atau kredit, maupun dompet elektronik (e-wallet), bisa mengurangi potensi transmisi penyebaran Covid-19.

"Covid-19 telah mengubah cara berbelanja masyarakat Indonesia menjadi lebih digital, sebab mayoritas orang memang khawatir terinfeksi (Covid-19)," ujarnya dalam acara Masterdcard Engange Indonesia 2020 secara virtual, Kamis (15/10/2020).

Peningkatan pembayaran digital di Indonesia tercermin dari pertumbuhan aktivitas belanja online sebesar 30 persen selama masa kenormalan baru (new normal). Begitu pula dengan peningkatan layanan antar makanan dan belanja sebesar 28 persen.

Baca juga: Cegah Distorsi Informasi, Menaker Terus Sosialisasikan RUU Cipta Kerja

Hal tersebut pada akhirnya mendorong terjadi peningkatan transaksi digital perbankan sebesar 37 persen. Umumnya transaksi ini dilakukan untuk memnuhi kebutuhan sehari-hari hingga kesehatan.

Menurut Navin, pandemi mendorong penggunanan transaksi digital lebih masif dan pembayaran tanpa kartu menjadi cara yang lebih disenangi masyarakat.

Pembayaran dengan menggunakan kartu tercatat mencapai 50 persen pada kuartal I-2020, seimbang dengan pembayaran tanpa kartu yang juga 50 persen. Namun, terjadi perubahan pada kuartal II-2020 dengan pembayaran menggunakan kartu sekitar 40 persen dan 60 persen dengan e-wallet.

Navin mengatakan, gaya hidup baru yang lebih digital ini bakal terus berlanjut dan berkembang sekalipun pandemi usai. Hal itu berdasarkan respons masyarakat yang merasa terbantu dengan digital.

Baca juga: Disorot Komnas HAM soal Sengketa Lahan, Ini Tanggapan ITDC

Berdasarkan survei McKinsey sekitar 40 persen masyarakat mengaku akan terus mempertahankan kebiasaan belanja online usai pandemi. Selain itu, 72 persen mengaku akan terus melanjutkan kebiasaan menggunakan layanan antar makanan dan belanja.

"Jadi ada pergeseran ke digital, meraka akan terus bertahan karena meihat keuntungan dan kenyamanan yang ditawarkan digital," kata Navin.

Perubahan kebiasaan dan pertumbuhan pembayaran digital tersebut tak lepas dari keberadaan e-commerce di Indonesia. Digitalisasi yang akan terus berlanjut itu, bakal semakin menguntungkan bagi e-commerce

Diperkirakan pendatapan e-commerce dan marketplace akan tumbuh lebih dari 15 persen pada beberapa tahun ke depan. Serta menghasilkan volume pasar sebesar lebih dari 50 miliar dollar AS pada tahun 2024.

"Dengan banyaknya populasi milenial, serta penetrasi smartphone dan internet yang tinggi, hal itu membuat Indonesia menjadi salah satu pasar yang penting dalam pembayaran digital dan e-commerce," ujar Navin.

Baca juga: INACA Harap UU Cipta Kerja Bisa Sederhanakan Birokrasi Sektor Penerbangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com