Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jual Mi Kristal Rumput Laut, Usup Banjir Pesanan di Tengah Pandemi

Kompas.com - 17/10/2020, 13:58 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Usup Supriatna, salah satu pelaku UMKM binaan program Inkubator Bisnis Inovasi Produk Kelautan dan Perikanan (Inbis Invapro KP), dari Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP), mampu memproduk mi kristal dipadu campuran rumput laut dan agar-agar strip yang kenyal.

Usup menjelaskan, di awal 2020, produk mi kristal rumput laut buatannya mulai masuk ke sejumlah pameran. Pemasaran produk tersebut semakin luas setelah diminati oleh klinik kesehatan. Apalagi produk ini sangat digemari bagi masyarakat yang melakukan program diet.

Produknya pun telah dipasarkan melalui agen di Majalengka, Cianjur hingga Medan. Bahkan, di saat pandemi Covid-19, permintaan terhadap produk justru semakin meningkat.

Kini, Usup harus memproduksi 500 porsi mi kristal rumput laut per hari untuk memenuhi permintaan konsumen. Ini membuat usahanya tetap tumbuh di tengah pandemi.

“Saat awal-awal PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) kami kirim untuk klinik di Jakarta Selatan saja bisa 2.000 pieces per dua minggu,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (17/10/2020).

Baca juga: Menhub: Sepeda Bisa Jadi Penghubung Transportasi Publik yang Baik

Usup memulai usaha produk mi kristal ketika mengikuti pelatihan dari BBP3KP, balai pelatihan di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sejak 2018 lalu.

“2018 saya minta diajari sama balai (BBP3KP) dan didampingi untuk produksi,” kata dia.

Supaya produknya semakin menjangkau berbagai daerah, Usup pun bergabung dengan pasarlautindonesia.id dan mengikuti gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI). Dia berharap, usahanya semakin berkembang dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.

Sementara itu, Dirjen PDSPKP Artati Widiarti mengapresiasi pengembangan inovasi produk BBP3KP oleh pelaku usaha yang tergabung dalam program Inbis Invapro KP. Menurutnya, inovasi sekaligus pengembangannya, diperlukan untuk menjawab persoalan pangan di Indonesia.

Hari Pangan sedunia yang diperingati setiap 16 Oktober bisa menjadi momentum bagi pemanfaatan pangan alternatif.

“Sektor kelautan dan perikanan masih menyimpan banyak potensi yang bisa dimanfaatkan untuk menjadi pangan alternatif,” ujarnya.

Baca juga: Kolaborasi dengan Platform Digital Jadi Kunci Steak 21 Bertahan Selama Pandemi

Dia juga membuka kesempatan bagi masyarakat atau pelaku usaha lain untuk menerapkan atau mengembangkan inovasi para perekayasa BBP3KP. Artati memastikan, tim PDSPKP siap mendampingi pelaku usaha, khususnya UMKM untuk ikut berinovasi.

Artati berharap, dengan semakin banyak hasil inovasi BBP3KP yang diterapkan, bisa mendukung sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.

“Apa yang dilakukan bapak Usup bisa jadi pelajaran bagi kita semua. Bahwa sektor kelautan dan perikanan bisa menguatkan ketahanan pangan,” ucapnya.

Baca juga: Bea Cukai Lelang Mobil Sitaan, Harga Mulai Rp 13,8 Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Whats New
Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com