Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER DI KOMPASIANA] Pengalaman Kerja Dibayar Per jam | Pertarungan Airbus Vs Boeing | Reuni dalam Spider-Man 3

Kompas.com - 17/10/2020, 15:51 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Jika kita ingat, pada Desember 2019, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah pernah menjelaskan soal langkah pemerintah yang menggodok skema upah per jam untuk mendukung fleksibilitas tenaga kerja.

Upah per jam tersebut diberikan bagi tenaga kerja yang berada di bawah ketentuan waktu kerja di Indonesia.

Pasalnya memang ada banyak profesi yang jam kerjanya di bawah 40 jam per pekan, sehingga dirasa perlu dibuat regulasi yang menjadi payung hukumnya.

Poin itulah yang akhirnya disoroti banyak pihak, karena dikhawatirkan dapat berdampak pada tolak ukur nominal UMR.

Ternyata topik tersebut mendapat sambutan baik dari para Kompasianer dengan menceritakan pengalaman mereka yang pernah juga diberi upah per jam.

Selain itu masih ada konten terpopuler dan menarik lainnya di Kompasiana pada pekan ini.

1. Upah Dibayar Per Jam, Pengalaman Kerja Pertama yang Tak Terlupakan

Polemik atas munculnya pasal 88 B pada Undang Undang Omnibus Law Cipta Kerja mengenai upah kerja per jam mengingatkan pekerjaan yang pernah dilakukan oleh Kompasianer Adolf Isaac.

Ketika itu Kompasianer Adolf Isaac merasa jenuh saat sudah semester akhir dan desakan finansial: ingin hidup mandiri dan punya penghasilan sendiri.

Karena 2 alasan itulah akhirnya Kompasianer Adolf Isaac mencoba bekerja di perusahaan untuk menempati bagian pemasaran.

Tidak butuh waktu lama, setelah wawancara dengan pemilik perusahaan dan dinyatakan diterima, besoknya langsung boleh bekerja di sana.

"Saya digaji 40 ribu per hari selama 6 jam kerja. Berarti rata-rata 6.600 rupiah per jam. Masuk jam 9 pagi pulang jam 4 sore. Menariknya saya hanya bekerja 3 hari dalam seminggu: Senin, Rabu, dan Jumat," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Tidak Punya Gaji Tetap dan Rekening Bank Itu Ternyata Unik

Sebagai seorang Biarawan Katolik, Kompasianer Bobby menyadari betul bahwa pilihan tersebut untuk tidak memiliki harta pribadi, juga biasanya tidak memiliki rekening pribadi.

Pertanyaannya: apakah mungkin di zaman sekarang bisa hidup dengan tanpa menerima gaji dan tidak memiliki rekening pribadi?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com