JAKARTA, KOMPAS.com - Mempromosikan diri atau self promotion menjadi salah satu strategi yang dipakai seseorang untuk menunjukkan reputasi positif dan meningkatkan posisi tawar seseorang dalam mencapai kesuksesan karirnya. Namun kebanyakan orang kerap menilai salah persepsi self promotion sebagai ajang membanggakan diri atau pencitraan.
Personal Empowerment Coach & Grafolog Dwi Ayu Elita menjelaskan, personal branding adalah citra personal seseorang secara utuh. Sementara, self promotion lebih dekat kepada hal-hal yang sifatnya pencapaian atau portofolio seseorang sehingga terminologi self promotion lebih sering digunakan di dunia kerja.
"Self promotion adalah di mana kita menciptakan awareness pada brand kita dengan menampilkan keberhasilan, prestasi, dan cerita sukses kita,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (17/10/2020).
Baca juga: Jual Mi Kristal Rumput Laut, Usup Banjir Pesanan di Tengah Pandemi
Elita menyebut, ada 4 cara yang bisa dilakukan untuk membangun self promotion yang adaptif. Pertama, mendengarkan orang lain atau lingkungan dan membangun relasi yang dalam dengan mereka.
"Dengan mendengar feedback dari orang lain, kita bisa mengetahui ekspektasi yang diinginkan lingkungan terhadap kita. Sehingga kita mempunyai kesempatan untuk memperlihatkan apakah ekspektasi yang diharapkan lingkungan sesuai dengan kompetensi, portofolio, dan reputasi kita," ujarnya.
Kedua, keluar dari zona nyaman menuju zona berkembang. Ketika berhadapan dengan tantangan atau kesulitan yang menakutkan, seringkali ini menjadi titik menemukan potensi dan bakat seseorang. Momen tersebut bisa menjadi kesempatan untuk mengubah risiko yang besar menjadi sebuah kesuksesan.
“Coba cari di mana zona kita untuk bertumbuh di dalam momen itu. Ketika berhadapan dengan situasi yang baru atau penuh ketidakpastian kita bisa melihat apa kapasitas yang kita miliki untuk bisa diterapkan di situasi itu,” kata dia.
Baca juga: Bea Cukai Lelang Mobil Sitaan, Harga Mulai Rp 13,8 Juta
Ketiga, mendukung satu sama lain. Ini adalah hal yang sering dilupakan oleh banyak orang. Banyak orang yang ingin tampil sendiri. Padahal, menurut dia, self promotion tidak pernah mengunggulkan diri sendiri tanpa memperlihatkan sistem pendukung di balik kesuksesannya.
“Kita terus bisa bertumbuh dengan kita membantu orang lain bertumbuh juga,” ujarnya.
Keempat, memiliki makna dan tujuan. Menurut dia, seseorang harus memiliki kejelasan makna dan tujuan mengapa dia melakukan self promoting dan tidak semata-mata hanya untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain. Semua harus dilakukan dengan tulus dan otentik.
Lantas bagaimana agar tetap bisa mempromosikan kinerja diri selama bekerja dari rumah (Work from Home/WFH)?
Baca juga: Mengapa UU Cipta Kerja Disebut Omnibus Law?
Lebih lanjut dia menjelaskan, WFH bukan menjadi penghalang seseorang melakukan self promotion. Dalam sistem kerja WFH pegawai bisa tetap menunjukkan kinerjanya dengan mengerjakan sesuatu sebelum batas waktu. Pegawai bisa membuktikan keahliannya lewat hasil kerja. Hal ini bisa menjadi remarks tersendiri bagi seseorang.
Namun perlu diingat, untuk memenuhi ini tentu kita harus memiliki keterampilan mengatur waktu serta memiliki energi yang kuat.
“Kalau kita hanya mengatur waktu, tetapi energinya tidak ada, tentu pekerjaannya tidak bisa dikerjakan,” ujarnya.
Selanjutnya seseorang juga harus memiliki awareness atau kepekaan.
"Saat rekan kerja atau atasan sedang sibuk mengerjakan pekerjaan, kita bisa menjadi orang yang menawarkan bantuan. Dengan menjadi pribadi yang responsif terhadap tim kerja tentu akan menjadi nilai tambah," kata dia.
Baca juga: Babak Baru Sengketa Perebutan Merek Geprek Bensu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.