Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Cara Berhemat yang Salah Kaprah dan Wajib Dihindari agar Tak Tekor

Kompas.com - 18/10/2020, 09:03 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

 

Tapi tahukah kamu, membeli barang murah bisa saja cepat rusak karena kualitasnya standar, bahkan terbilang jelek. Kalau barang mahal berkualitas bagus, bisa awet 5 tahun, kenapa harus membeli yang murah yang cuma bertahan 3 bulan saja.

Niat hati mau berhemat, malah terpaksa membeli barang baru untuk menggantikan barang lama yang sudah rusak. Pengeluaran bertambah, dan mungkin saja sifatnya mendadak dan mendesak.

Jika memang mau berhemat, kamu dapat membeli barang seken atau barang bekas branded. Biasanya harganya jauh lebih murah, tetapi kualitasnya oke.

Baca juga: Susah Berhemat? Simak, Ini 5 Cara Mudahnya

3. Gelap mata karena diskon

Meskipun sedang berhemat, sekadar cuci mata di mal atau lihat-lihat situs belanja online boleh-boleh saja. Yang salah adalah kamu tergoda diskon, cashback, atau promo lain yang justru membuat pengeluaran membengkak walaupun barang yang dibeli adalah yang kamu butuhkan.

Misalnya kamu butuh baju untuk pergi ke acara-acara formal. Kebetulan ada diskon di sebuah toko, lalu kamu membelinya.

Namun ada diskon lagi untuk baju lain. Awalnya hanya butuh satu, karena ada diskon, jadilah gelap mata membeli baju kedua, dan seterusnya.

Walhasil tidak jadi berhemat, malahan boros lantaran terlalu banyak membeli barang yang seharusnya satu saja cukup.

Baca Juga: Omnibus Law UU Cipta Kerja Terbit, Begini Tips Atur Uang Pekerja agar Tak Pailit

4. Mengabaikan perawatan rutin

Beberapa barang perlu perawatan rutin agar tetap berfungsi dengan baik. Contohnya motor, mobil, peralatan elektronik, kesehatan gigi, dan sebagainya.

Akan tetapi, karena alasan berhemat, kamu mengabaikannya. Tentu saja barang-barang tersebut berpotensi mengalami kerusakan.

Kalau sudah rusak, terpaksa kamu harus mengeluarkan bujet lebih banyak untuk memperbaikinya.

Misalnya saja motor, karena tidak ganti oli rutin sebulan sekali atau servis 3 bulan sekali, motor jadi turun mesin. Dari yang seharusnya cuma keluar uang puluhan ribu untuk ganti oli, karena abai, jadi menghabiskan ratusan ribu sampai jutaan rupiah untuk perbaikan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com