Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Cara Berhemat yang Salah Kaprah dan Wajib Dihindari agar Tak Tekor

Kompas.com - 18/10/2020, 09:03 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Menerapkan pola hidup hemat memang sangat bagus. Apalagi saat ekonomi di ambang resesi seperti sekarang ini.

Berhemat dapat menyelamatkanmu dari krisis keuangan.

Hemat tidak sama dengan pelit. Hemat berarti kemampuan orang dalam menggunakan uangnya untuk kebutuhan yang lebih penting.

Baca juga: Begini Cara Belanja Efektif dan Hemat Saat Pandemi Covid-19

Mampu meredam hasrat belanja berlebihan, dan mengesampingkan keinginan atau kebutuhan yang masih bisa ditunda.

Dengan berhemat, kamu bisa mengumpulkan lebih banyak uang untuk alokasi keperluan lain, seperti tabungan, investasi, dana darurat, bahkan melunasi utang, membeli rumah, atau biaya pendidikan anak.

Namun faktanya, penghematan justru bisa tidak tepat sasaran. Alih-alih menyimpan lebih banyak uang, tetapi pada akhirnya malah menimbulkan pengeluaran lebih besar, baik saat ini maupun di masa mendatang.

Berikut ini beberapa penghematan yang salah kaprah dan wajib dihindari kalau tidak mau merugikan diri sendiri, seperti dikutip dari Cermati.com, Minggu (18/10/2020).

1. Membeli asuransi kesehatan dengan premi murah

Sebagian besar orang masih berpikir soal harga murah, termasuk dalam urusan membeli asuransi kesehatan. Pertimbangannya selalu kepada premi.

Dengan membayar premi lebih murah, kamu bisa menyimpan lebih banyak uang setiap bulan. Padahal asuransi kesehatan berguna untuk menanggung risiko kesehatan sampai usia lanjut.

Baca juga: Selalu Menanti-nanti Hari Gajian? Simak 6 Tips Berhemat Ini

Kamu lebih memilih membeli asuransi dengan premi murah, manfaat minimal untuk dirimu sendiri karena alasan berhemat dan masih muda.

Tetapi mungkin saja sebenarnya kamu butuh asuransi dengan premi lebih besar, namun manfaatnya maksimal untuk kamu dan keluarga.

Suatu saat, amit-amit risiko kesehatan menimpa keluargamu, maka kamu akan menyesal dan mengeluarkan banyak uang lantaran keluarga tidak ditanggung asuransi.

2. Membeli barang karena harga murah bukan kualitas

Biasanya ada harga, ada rupa. Artinya kualitas barang berbanding lurus dengan harga.

Tetapi kebanyakan orang mengabaikan kualitas dan lebih tergiur membeli karena harga yang murah.
Pertimbangannya, dengan membeli 1 barang mahal, kamu bisa membeli 2 barang harga murah.

Contoh, baju kualitas bagus dibanderol Rp 100.000 per buah ,tetapi baju model sama dengan kualitas biasa dihargai Rp 30.000 per buah. Dengan uang Rp 100.000, bisa dapat 3 baju kan.

 

Tapi tahukah kamu, membeli barang murah bisa saja cepat rusak karena kualitasnya standar, bahkan terbilang jelek. Kalau barang mahal berkualitas bagus, bisa awet 5 tahun, kenapa harus membeli yang murah yang cuma bertahan 3 bulan saja.

Niat hati mau berhemat, malah terpaksa membeli barang baru untuk menggantikan barang lama yang sudah rusak. Pengeluaran bertambah, dan mungkin saja sifatnya mendadak dan mendesak.

Jika memang mau berhemat, kamu dapat membeli barang seken atau barang bekas branded. Biasanya harganya jauh lebih murah, tetapi kualitasnya oke.

Baca juga: Susah Berhemat? Simak, Ini 5 Cara Mudahnya

3. Gelap mata karena diskon

Meskipun sedang berhemat, sekadar cuci mata di mal atau lihat-lihat situs belanja online boleh-boleh saja. Yang salah adalah kamu tergoda diskon, cashback, atau promo lain yang justru membuat pengeluaran membengkak walaupun barang yang dibeli adalah yang kamu butuhkan.

Misalnya kamu butuh baju untuk pergi ke acara-acara formal. Kebetulan ada diskon di sebuah toko, lalu kamu membelinya.

Namun ada diskon lagi untuk baju lain. Awalnya hanya butuh satu, karena ada diskon, jadilah gelap mata membeli baju kedua, dan seterusnya.

Walhasil tidak jadi berhemat, malahan boros lantaran terlalu banyak membeli barang yang seharusnya satu saja cukup.

Baca Juga: Omnibus Law UU Cipta Kerja Terbit, Begini Tips Atur Uang Pekerja agar Tak Pailit

4. Mengabaikan perawatan rutin

Beberapa barang perlu perawatan rutin agar tetap berfungsi dengan baik. Contohnya motor, mobil, peralatan elektronik, kesehatan gigi, dan sebagainya.

Akan tetapi, karena alasan berhemat, kamu mengabaikannya. Tentu saja barang-barang tersebut berpotensi mengalami kerusakan.

Kalau sudah rusak, terpaksa kamu harus mengeluarkan bujet lebih banyak untuk memperbaikinya.

Misalnya saja motor, karena tidak ganti oli rutin sebulan sekali atau servis 3 bulan sekali, motor jadi turun mesin. Dari yang seharusnya cuma keluar uang puluhan ribu untuk ganti oli, karena abai, jadi menghabiskan ratusan ribu sampai jutaan rupiah untuk perbaikan.

 

5. Sok tahu dengan melakukan semua hal sendiri

Merenovasi beberapa bagian rumah atau menata ulang taman, bahkan memperbaiki peralatan elektronik yang rusak, nampaknya mudah. Ya, mudah bagi yang memiliki keahlian di bidang tersebut.

Namun alih-alih mau berhemat, dan mengisi waktu luang dengan melakukan semuanya sendiri, padahal tidak punya keterampilan dan keahlian alias modal nekat saja, barang kamu berisiko besar mengalami kerusakan yang lebih parah.

Lebih baik keluar uang sedikit untuk menyewa jasa orang lain yang berkompeten, ketimbang merogoh kocek lebih besar untuk memperbaiki kerusakan yang kamu sebabkan sendiri.

6. Anti kartu kredit

Tak sedikit orang yang enggan memiliki kartu kredit karena alasan ingin berhemat, bahkan menghindari utang. Padahal kalau kamu menggunakannya secara bijak, membayar tagihan tepat waktu, tidak membayar minimum payment, kartu kredit dapat menguntungkan keuanganmu.

Baca juga: Meski Sibuk, Tetap Bisa Nikmati Hidup dan Berhemat dengan Transaksi Cashless, Kok Bisa?

Kamu dapat menikmati banyak penawaran promo, seperti diskon, cashback, reward point, hadiah langsung yang sangat bermanfaat dalam melakukan penghematan.

Berhemat dengan Cara Bijak

Jangan demi sebuah penghematan, kamu terlalu ketat memangkas berbagai pengeluaran di dalam rencana keuangan. Sebelum mencoretnya, pastikan dulu bahwa pengeluaran tersebut tidak berdampak atau berpengaruh besar bila ditidakan.

 

Artikel ini merupakan kerja sama Kompas.com dan Cermati.com. Isi sepenuhnya merupakan tanggung jawab Cermati.com.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com