JAKARTA, KOMPAS.com – Pada kuartal III tahun 2020, Bank BTPN Syariah melaporkan penyaluran pembiayaan produktif senilai Rp 9,1 triliun atau tumbuh 4 persen dibandingkan periode kuartal II tahun 2020.
Sementara itu, Ratio Pembiayaan Bermasalah (Non Performing Financing/NPF) tetap terjaga sebesar 1,9 persen atau di bawah rata-rata industri.
Direktur Utama BTPN Syariah Hadi Wibowo mengatakan, pembiayaan produktif di tengah pandemi Covid-19 dijalankan dengan selektif dan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Dia bilang, pada kondisi yang tidak pasti ini, para nasabah terus melanjutkan usahanya melalui pendanaan yang disalurkan.
Baca juga: Pemberdayaan Masyarakat, BTPN Syariah Gandeng Dompet Dhuafa
“Kami bersyukur, nasabah kami sudah mulai bergeliat kembali. Selama masa pandemi yang penuh tantangan ini, nasabah kami terus melanjutkan usahanya untuk bertahan. Kami bantu mereka untuk mendapatkan pembiayaan baru, serta memastikan terjadinya perbaikan kondisi mereka (restructuring and recovery),” kata Hadi melalui siaran pers, Selasa (20/10/2020).
BTPN Syariah juga mempertahankan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) di posisi 43,1 persen dengan total aset Rp 15,5 triliun, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp 9,4 triliun.
Adapun laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 507 miliar, tumbuh dibandingkan dengan kuartal II tahun 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.