Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menariknya Buka Usaha Kuliner Jadul di Tengah Pandemi

Kompas.com - 20/10/2020, 21:13 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 mungkin membuat sebagian besar orang menunda untuk buka usaha hingga daya beli masyarakat kembali membaik, terlebih banyak usaha yang saat ini tengah berjuang bertahan untuk tak gulung tikar.

Tapi tidak untuk Rofikoh Rokhim. Meski ada tekanan ekonomi yang besar akibat pandemi, dirinya memilih untuk berani membuka usaha kuliher yang diberi nama Sumber Asli: Kuliner Tempo Dulu. Ia membuka restorannya di wilayah Jakarta Selatan pada Agustus 2020 lalu.

Roro, sapaan akrabnya, memilih kuliner jaman dulu (jadul) sebagai ladang usaha. Ia menawarkan menu tradisional khas Jawa Tengah dan Jawa Timur, mulai dari sego, tempe gembus, garang asem, bakmi ketoprak, hingga mangut lele.

Baca juga: Inklusi Keuangan, BRI Gandeng Fintech Salurkan Rp 30 Miliar untuk UMKM

Makanan-makanan yang cukup terdengar asing bagi generasi milenial yang terbiasa dengan makanan cepat saji (fast food). Memang, tujuan Roro memilih makanan tradisional untuk memperkenalkannya kepada generasi muda, sembari bisa melestarikannya.

"Supaya ada menu-menu pilihan baru, karena kan anak-anak sekarang selalu fast food atau yang cuma dimasak dengan minyak, kalau spesialis disini adalah kukus, supaya juga kurangi kolesterol," ungkapnya dalam webinar Kuliner Jadul dan Bincang Solusi UMKM bersama BRI, Selasa (20/10/2020).

Roro mengatakan, bahan-bahan yang digunakan asli didapatkan dari hasil pertanian di desa-desa, begitu pula dengan koki yang dipekerjakannya. Sehingga dipastikan masakan yang disajikan otentik seperti rasa asli di daerah asalnya.

Maka, kala pandemi sangat membatasi pergerakkan, membuat banyak orang ragu untuk berkunjung ke daerah Jawa Tengah atau Jawa Timur, maka melepas rindu akan masakan khas wilayah tersebut bisa didapatkan di Restoran Sumber Asli: Kuliner Tempo Dulu.

"Jadi nostalgia di sini saja. Sekaligus supaya makanan-makanan lawas ini tidak punah karena serbuan makanan asing, jadi menu-menu ini perlu dipertahankan," kata Roro.

Restoran yang beroperasi ditengah pandemi tentu dibekali dengan protokol kesehatan, Roro menjamin akan hal itu. Memasuki restorannya, pengunjung dapat mencuci tangan di wastafel yang tersedia, dengan keran air yang berfungsi jika diinjak, jadi mengurangi potensi menyentuh banyak benda.

Baca juga: Catat, Pendaftaran BLT UMKM Tidak Bisa Dilakukan secara Online

Menjaga jarak, pegawai yang menggunakan masker, hingga alat makan yang disterilkan tiap kali selesai digunakan, turut dilakukan. "Karena ini kan kuliner, jadi menjaga higienis itu nomor satu," imbuhnya.

Protokol kesehatan tersebut sekaligus menjadi daya tarik untuk pengunjung merasa aman dan mau datang kembali. Ia juga menyebut, memberikan pelayanan ramah menjadi kunci lainnya.

Meningkatkan pemasaran turut dilakukan Roro dengan mempromosikan restorannya ke banyak komunitas, mulai dari pecinta sepeda, motor, dan komunitas lainnya. Ia juga memasarkan restorannya melalui media sosial.

"Sehingga dengan cara-cara itu diharapkan mereka repeat order, datang kembali," kata dia.

Misi Sosial Di Balik Bisnis

Di samping tujuannya berbisnis, ternyata Roro menyimpan misi sosial. Ia terbeban untuk bisa mempekerjakan orang-orang yang terpaksa kehilangan pekerjaan atau lulusan baru yang sulit mendapatkan pekerjaan akibat pandemi.

"Jadi supaya bisa buka lapangan kerja, dan sambil rekrut pula anak-anak yang baru lulus kemarin supaya bisa kerja," ungkapnya.

Roro mengatakan, dengan membuka usaha di tengah pandemi maka akan turut meningkatkan belanja, baik belanja diri sendiri maupun pengunjung di restorannya. Sehingga mendorong peningkatan konsumsi agar ekonomi nasional pun semakin bergerak.

"Jadi secara makroekonomi bisa ikut sumbang setidaknya dari belanja diri sendiri. Karena dari belanja itu maka ekonomi bisa jalan," tutup Roro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com