Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Spesies Baru Kepiting Ditemukan di Area Kerja PT Freeport Indonesia

Kompas.com - 21/10/2020, 11:53 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Papua kembali menunjukkan keanekaragaman hayatinya melalui penemuan dua spesies kepiting baru bernama Typhlocarcinops robustus dan Typhlocarcinops raouli di kawasan muara Sungai Ajkwa di area kerja PT Freeport Indonesia (PTFI), Kabupaten Mimika.

Penemuan ini menambah daftar penemuan spesies baru di area kerja PTFI yang terbentang dari kawasan pesisir hingga hutan alpin berketinggian lebih dari 4.000 meter di atas permukaan laut menjadi 29 flora dan 101 fauna.

Jumlah tersebut terdiri dari 50 spesies serangga, 2 spesies mamalia, 26 spesies reptil, 2 jenis ikan, 21 jenis kepiting, dan jenis-jenis lainnya.

Baca juga: Di Tengah Pandemi, Freeport Maksimalkan Kapasitas SDM yang Ada

Dua spesies kepiting baru subfilum Crustaceans ini ditemukan saat PTFI dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan pemantauan rutin. Tim peneliti yang mendapati keunikan ciri fisik kedua spesies tersebut lantas melakukan penelitian lebih lanjut.

Setelah melalui proses pengkajian selama hampir 4 tahun, kedua spesies tersebut pun dinyatakan sebagai spesies baru.

Adapun kekhasan ciri fisik utama keduanya terletak pada bentuk tubuh dan capitnya.

Typhlocarcinops robustus mempunyai bentuk tubuh dan capit yang terlihat kokoh dan kuat, seperti namanya robustus, yang dalam Bahasa Latin berarti kokoh.

Sementara itu, Typhlocarcinops raouli mempunyai tubuh berbentuk persegi panjang dengan capit yang langsing dan berbulu halus.

Nama yang diberikan adalah bentuk penghormatan terhadap Raoul Serène, seorang ahli kepiting dari Perancis yang mempelajari kepiting dari kelompok ini.

Profesor Dwi Listyo Rahayu, pakar oseanografi LIPI yang terlibat dalam penelitian ini menyatakan bahwa pemantauan lingkungan dilakukan untuk mendapatkan informasi dasar mengenai keanekaragaman hayati yang ada di area kerja PTFI.

“Sungai di Mimika beserta keanekaragaman hayati di dalamnya merupakan suatu ekosistem yang amat kaya, terutama karena menjadi habitat bagi banyak spesies seperti kepiting. Kerja sama PTFI dan LIPI menjadi penting dilakukan agar fungsi penelitian dan monitoring dapat dilakukan secara maksimal,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (20/10/2020).

Profesor Dwi merupakan satu-satunya taksonom kelomang di Indonesia. Sejak penelitian dilakukan PTFI pada tahun 2001 di kawasan muara sungai (estuari) dan mangrove, setidaknya 103 spesies dari subfilum Crustaceans ditemukan di kawasan ini, di mana 21 di antaranya merupakan jenis spesies baru bagi ilmu pengetahuan.

Sementara itu, Environmental Senior Manager PTFI Gesang Setyadi menuturkan kegiatan pemantauan dan penelitian di muara Sungai Ajkwa adalah hal yang rutin dilakukan oleh PTFI setiap enam bulan sekali sebagai bentuk kepatuhan perusahaan terhadap AMDAL 300K tahun 1997.

“Hasil analisis dari setiap penelitian lingkungan yang kami lakukan, termasuk informasi dasar mengenai keanekaragaman hayati di area kerja PTFI, senantiasa menjadi bahan pertimbangan manajemen PTFI dalam mengambil keputusan operasional, sehingga kami dapat senantiasa meminimalisasi dampak operasi terhadap lingkungan. Kami juga secara rutin melaporkan hasil penelitian ini kepada pemerintah,” kata Environmental Senior Manager PTFI Gesang Setyadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com