Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR: Kunjungan PM Jepang Harus Bisa Dimanfaatkan Pengusaha Nasional

Kompas.com - 21/10/2020, 14:36 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel menilai, kunjungan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga ke Indonesia membuka peluang besar bagi pelaku ekonomi nasional untuk bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan Negeri Sakura itu.

Menurut dia, pelaku ekonomi dalam negeri bisa melakukan perluasan kerja sama yang sudah berjalan maupun kerja sama baru, dengan pebisnis Jepang yang ikut dalam rombongan Suga.

“Kunjungan PM menyaksikan langsung perkembangan dan hasil kerja sama Indonesia-Jepang dalam berbagai sektor, termasuk progres proyek infrastruktur yang dibiayai Jepang, harus dimanfaatkan untuk menggali berbagai peluang baru. Semoga kunjungan ini mengkalibrasi hubungan dari hati ke hati sesuai dengan Doktrin Fukuda, menjadi lebih kuat lagi," ujar Rachmat dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/10/2020).

Baca juga: Apa Saja Infrastruktur Peninggalan Penjajahan Jepang di Indonesia?

Rachmat menambahkan, kunjungan Suga ke Indonesia membawa pesan kuat dan strategis kepada mitranya di ASEAN, termasuk Indonesia.

“Jepang ingin menegaskan, kemitraan selama ini telah membawa dampak positif bagi ekonomi ASEAN dan tidak ingin apa yang telah dibangun bersama selama ini menjadi sia-sia. Di bawah pemerintahan siapapun, Jepang selalu berkeinganan merajut hubungan yang hangat,” kata dia.

Menurut dia, pesan tersebut harus bisa dibaca oleh pemerintah, berbagai lembaga terkait dan pelaku usaha.

Hal tersebut perlu dilakukan agar hubungan tersebut bisa berdampak baik bagi perekonomian nasional.

Baca juga: Kunjungan PM Jepang ke Indonesia yang Berbuah Pinjaman Rp 6,9 Triliun

“Kunjungan PM Suga menegaskan, selama 62 tahun menjalin kerja sama telah memberi kontribusi secara berkesinambungan dalam pembangunan Indonesia di berbagai sektor. Jepang tidak hanya hadir sebagai salah satu investor asing terbesar di bidang industri migas dan nonmigas, tetapi juga berperan besar dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia," kata Rachmat.

Rachmat berharap, komitmen kerja sama Indonesia-Jepang di berbagai sektor akan semakin besar.

 

Ia optimis, ketika melihat data pertumbuhan perdagangan dan investasi Jepang ke Indonesia yang dilansir Jetro menunjukkan pertumbuhan kinerja ekonomi Indonesia ke Jepang meningkat secara signifikan. 

Total investasi perusahaan Jepang sepuluh tahun terakhir hingga 2018 tercatat 31 miliar dollar AS, yang ditanamkan di sektor industri, infrastruktur, dan jasa.

Sementara kontribusi ekspor perusahaan Jepang terhadap total ekspor Indonesia ke pasar dunia mencapai 24,4 persen.

Menyerap sebanyak 7,2 juta pekerja dan hampir 90 persen perusahaan Jepang di Indonesia memberikan pelatihan kepada lebih dari 50.000 pekerja dan profesional.

Baca juga: Jokowi dan PM Jepang Sepakat Buka Perjalanan Bisnis di Tengah Pandemi Covid-19

Sementara di bidang infrastruktur salah satunya adalah membangun pembangkit listrik berkapasitas 17 GW.

“Sepanjang hubungan terjalin secara adil kepada seluruh negara mitra strategis tradisional, kita bisa berharap tidak hanya nilai investasi  yang akan meningkat, kualitas investasi pun akan mampu memperkuat struktur ekonomi nasional dan menghadapi berbagai tantangan di era industri 4.0, termasuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045 yang dicanangkan Presiden Jokowi," ungkapnya.

Sebelumnya, PM Suga menyatakan, Jepang akan memberi pinjaman ke Indonesia untuk membantu mengatasi pandemi Covid-19.

Hal itu disampaikan Suga dalam konferensi pers bersama Presiden Joko Widodo usai pertemuan bilateral di Istana Bogor, Selasa (20/10/2020).

Baca juga: Garuda Buka Penerbangan Khusus Kargo dari Manado Langsung ke Jepang

“Dengan mempertimbangkan dampak penyebaran Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia, pada kesempatan ini Jepang telah menetapkan pemberian pinjaman sebagai bantuan fiskal sebesar 50 miliar yen untuk meningkatkan kapasitas penanggulangan bencana Indonesia," kata Suga.

Jika dirupiahkan, maka pinjaman yang akan diberikan Jepang mencapai Rp 6,95 triliun.

Selain memberikan bantuan berupa pinjaman uang, Jepang juga mendorong kerja sama terhadap lembaga pengkajian kesehatan di Indonesia melalui pemberian barang dan peralatan medis.

Tak hanya itu, kedua negara juga sudah menyepakati pembukaan perjalanan, namun terbatas untuk perjalanan bisnis dengan syarat yang ketat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com